Oleh: Anton Wijaya
TERORIS
Maumu
apa?
Kami
tidak takut
Yogyakarta,
16 Januari 2016
TERORIS DIE
Kau
sungguh pintar merakit bom itu
Namun
sayang kepintaranmu untuk membunuh orang
Kau
sungguh jenius merakit bom itu
Namun
sayang kejeniusanmu untuk melukai orang
Kau
sungguh!! Dalam batin teramat sangat, pedih
Duniamu
kejam
Kegelapanpun
tahu rahasia itu
Kau
hanyalah korban atas doktrin mereka di balik semua dalang, meski
Kau
terus menyerang dengan rakitan itu
Aku
akan melawanmu dan sesekali membunuhmu dengan bait-bait puisi itu
Biar
aku terlepas dari hukum pasal kesekian
Yogyakarta,
16 Januari 2016.
TRAGEDI EMPAT BELAS JANUARI
Oleh: Anton Wijaya
Segerombolan
orang tak tahu menginginkan apa?
Segerombolan
orang tak tahu bertujuan atas apa?
Segerombolan orang tak tahu bermaksud
untuk apa?
Ibu
kota Jakarta kembali menelan duka
Meluapkan
luka dan derita atas tragedi yang terjadi di sana
Memakan
korban yang tak tahu apa-apa
Nyawa
manusia melayang, entah
Di
pusat keramaian kota
Di
tempat orang menggantungkan hidupnya
Mereka
mengaduh nasib di perantauan
Penuh
dengan seribu harapan dan sejuta impian
Tapi
seribu sayang,
Takdir
tidak berkata demikian
Takdir
malah menghantar kepulangan
Mereka
kini telah tiada
Mereka
pergi mendahului kita
Tragedi
empat belas januari
Indonesia
kembali berduka
Meneteskan
air mata darah
Yogyakarta,
14 Januari 2016
0 komentar:
Posting Komentar