Kamis, 24 Maret 2016

Filsafat Sebagai Dasar Dalam Berargumen

FILSAFAT SEBAGAI DASAR DALAM BERARGUMEN
Di dalam dunia filsafat kita sering mendengar istilah mother of science bahwasannya filsafat adalah induk segenap ilmu pengetahuan yang kemudian  melahirkan keilmuan-keilmuan lainnya. Seseorang dapat dikatakan berfikir secara filsafat jika dalam berargumen terdapat karakteristik pemikiran yang sistematis, rasional, universal, radikal dan metodis. Filsafat juga terkenal dengan istilah seni dalam mengajukan pertanyaan. Seperti apa yang pernah dilakukan oleh filsuf-filsuf terdahulu kita, salah satu di antaranya ialah Socrates. Socrates selalu menggunakan metode bertanya kepada orang-orang yang hidup pada masa itu dalam mencari kebenaran. Bentuk dari pertanyaannya sangatlah simple tetapi tidak mudah untuk menjawabnya, contohnya who are you? Atau dalam bahasa Indonesianya ialah siapa anda?. Memang tidaklah mudah untuk dapat menjawab secara filsafati . Tetapi banyak para filosof yang telah mengajarkan kepada kita bagaimana caranya untuk berfilsafat. Di dalam hal ini ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk membangun sebuah argumentasi yang sesuai dengan karakteristik pemikiran filsafat diantarannya ialah:
Pertama, sistematis merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menjemput kejelasan dalam berargumen. Seperti apa yang dikatakan di atas, berfikir secara filsafat harus tersistematis, terkadang seseorang bisa dikatakan lemah dalam berargumen akibat metode yang digunakan tidak layaknya seperti hal tersebut. Oleh karena itu untuk mencapai sebuah argumen yang bagus maka diperlukan suatu analisis yang tajam mengenai masalah atau wacana dengan menggunakan sudut pandang yang universal atau bisa dikatakan tidak hanya memandang suatu objek dalam satu sisi saja. Menelaah problem atau diskursus dengan penuh kebijaksanaan artinya mencari sumber-sumber referensi yang ada relevansinya dengan hal tersebut untuk dijadikan sebagai penguat argumentasi.  Kemudian di dalam berargumen seseorang harus bisa memanjakan bahasa atau dalam bahasa ilmiahnya adalah retorika. Karena retorika sendiri merupakan suatu seni dalam berbicara. Seperti apa yang di katakan oleh salah satu seorang filsuf modern yakni  Martin Luther. Beliau berpendapat, “siapa yang pandai dalam berbicara adalah seorang manusia; sebab berbicara adalah kebijaksanaan; dan kebijaksanaan adalah berbicara”. Karena dalam bahasa popular, retorika berarti pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucap kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan. Itu berarti seseorang harus dapat berbicara jelas, singkat dan efektif. Jelas supaya dimengerti; singkat untuk mengefektifkan waktu dan tanda kejeniusan; dan efektif karena apa gunanya kalau berbicara tidak membawa efek. Tidak jarang juga kita jumpai Jika seseorang dalam berargumen terlalu banyak berbasa-basi tetapi tidak sampai pada poin apa yang ditujuh, maka dari itu untuk menghindari hal yang sedemikian rupa seseorang harus mempunyai keyword untuk dijadikan sebagai acuan poin-poin dalam berargumentasi agar tidak keluar batas dalam pembahasan dan tentunya relevansi antara poin pertama dan yang seterusnya.
Kedua, rasionalitas merupakan berfikir secara logis atau bisa diterima oleh akal budi manusia. Meskipun pada kenyataannya banyak pemikiran filsafat yang di mulai dari spekulatif kemudian menjadi hal yang masuk akal. Di dalam berfikir secara rasionalitas seseorang akan menggunakan metode deduktif dan induktif. Di mana deduktif adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dari kebenaran yang bersifat umum untuk diterapkan pada hal-hal yang bersifat khusus. Contoh: semua binatang mempunyai mata. kambing mempunyai mata. Kambing adalah binatang. Induktif adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dari dari kebenaran yang bersifat khusus untuk diterapkan kepada hal yang bersifat umum. Contohnya: nokia merupakan sebuah merk handphone. Nokia membutuhkan charger. Semua handphone membutuhkan charger. 
Oleh: Anton Wijaya antonewijaya.blogspot.com
Terimahkasih telah membaca tulisan ini.

       

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Secret Books Copyright © 2010 | Designed by: compartidisimo