Sabtu, 26 Maret 2016

Impian Anak Jalanan Dengan Seribu Semangatnya

                                                                            

                                                                               
IMPIAN ANAK JALANAN
Oleh: Anton Wijaya


Mimpi Adalah kunci untuk kita menaklukan dunia.. berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraih… (nidji band.)***
kita harus tahan melihat ulat jika kita ingin melihat indahnya kepakan kupu-kupu. kesuksesan itu ditentukan seberapa keras proses yang kalian perjuangkan.***
Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika kita mau berusaha dan berjuang atas apa yang ingin kita capai dan impikan.***

Terik matahari kian terasa menyengat dikulitku, suara bising dari kendaraan yang lalu lalang, asap-asap berterbangan kemana-mana menghiasi seluruh penjuru kota Jakarta dan kini semakin menjadi-jadi. Polusi sudah menguasai kota Jakarta. Tapi itu sudah hal yang biasa aku rasakan, karna aku memang hidup di jalanan. Semua ku dapat dari jalanan. Aku hanya akan pulang ke rumah bila uangku sudah lumayan untuk aku berikan pada ibuku. Semua ku lakukan di jalanan mengais rezeki demi sesuap nasi. Mulai dari menjual koran, ngamen, membersihkan kaca mobil, bahkan seperti tak punya rasa malu aku mengemis,  meminta-minta kepada mereka yang ku anggap mampu.
Hidup memang kejam buatku. Dunia hanya membuatku menangis meratapi segalanya. Tapi aku tak bisa berdiam diri dengan terus merenungi nasib. Kata bapakku sebelum beliau meninggal dunia, beliau pernah berpesan kepadaku.” Sesulit apapun hidup, sesusah apapun hidup, bergeraklah, lakukan apapun yang kamu bisa nak, bermimpilah setinggi langit, disitulah kamu akan menemukan indahnya hidup bersama mimpi-mimpi yang kamu yakini akan terwujud.” Itu hanya sepenggal pesan bapak sebelum beliau meninggalkan aku dan ibu. Aku tak mengerti maksud bapak apa tentang pesan itu, tapi entah kenapa hingga sampai saat ini pesan itu masih aku ingat.
Tentang Bapak, beliau adalah seorang ayah yang sangat bertanggung jawab dan sangat menyanyangi aku dan ibu. Bapak meninggal dunia bukan karna sebuah penyakit yang membahayakan, karna memang bapak tidak memiliki penyakit yang mengancam nyawanya. Bapak mengalami kecelakan ketika beliau tengah mengantar pesanan kerupuk kepada pelanggannya. Tiba-tiba sedan mewah berplat merah menabrak bapak, beliau langsung tewas. Setelah polisi Melakukan olah TKP diketahui  bahwa orang yang menabrak bapak adalah salah seorang yang memiliki jabatan tinggi di ibu kota. Dia salah satu Anggota Dewan yang mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. lantas gempar diseluruh penjuru kota di Indonesia.  disetiap tayangan berita ada saja berita tentang kecelakan bapak. Bukan karna kecelakannya tapi karna yang menabrak bapak adalah seorang yang penting dalam negri ini. Miris melihatnya jelas seorang  pelaku harus dihukum setimpal dengan apa yang telah terjadi. Namun karna aku dan ibu hanya orang biasa yang  buta hukum. aku hanya  bisa mengiyakan ketika seorang Anggota Dewan itu mengajak damai dan segalanya diselesaikan secara  kekeluargaan. Dan bahkan anggota dewan itu berjanji akan bertanggung jawab membiayai hidupku hingga aku bisa hidup mandiri. Namun malang janji itu hanya diucapkan di bibir saja. Dua tahun memang beliau yang berpangkat dan bertitle membuktikan ucapannya. Namun setelah aku dan ibu mulai sedikit demi sedikit melupakan kejadian tentang bapak, beliau juga ikut melepas tanggung jawab. Aku dan ibu tak bisa berbuat apa-apa untuk menuntut beliau. Karena pasti aku dan ibu hanya akan mendapat hinaan dari mereka-mereka yang ber-uang. karna bisa saja mereka memainkan hukum dengan menyewa seorang advokat yang mahal, handal, dan terkenal untuk kemenangan di tangan mereka. Tapi  kebenaran diatas segalanya, “Tuhan tidak tidur”, itu kata ibu. “Biarkan mereka yang beruang memainkan kita yang kecil. Percayalah Allah selau berada dengan kita. Allah akan memberikan lebih di banding pemberian mereka kepada kita”. aku dan ibu benar-benar hanya bisa berpasrah dan mengikhlaskan segalanya.
Itu hanya sekilas cerita tentang bapak. Kini aku harus kuat walau tanpa seorang Ayah. Aku masih punya Ibu yang menjadi penyemangatku.
                                                                        ***
            Pagi ini aku sudah berada diantara kendaraan yang lalu lalang dengan kesibukan masing-masing pemilik kendaraan itu.  Aku selalu menunggu lampu merah menyala untuk aku tawarkan koran-koranku kepada mereka yang sibuk. menawarkan dari satu mobil kemobil lainya. Ada yang membeli, ada pula yang tak membeli namun hanya memberikan senyuman. Namun, ada pula yang tak membeli sambil berkata kasar, “Anak jalanan mengganggu suasana kota”. Semua aku alami di sini. Aku sudah biasa menghadapi seperti itu. Dan sudah aku jadikan sarapan pagiku setiap hari. Menjelang siang hari aku menjajahkan minuman botol, di bus-bus kota, dan di gerbong-gerbong kereta. Walau sesibuk apapun aku di jalanan, aku tak melupakan kewajibanku sebagai umat muslim. Bapak dan ibu selalu mengajarkanku tentang kebaikan. Kata mereka, ”Dunia bukanlah segalanya, ada akhirat yang  abadi, senantiasalah berdo’a kepada Tuhan. Maka Tuhan akan selalu bersama kita”. Sehingga ketika suara Adzan berkumandang aku manfaatkan untuk istirahat dan mengadukan keluh kesahku pada Sang Khaliq.
Dan sore harinya hingga malam hari terkadang aku mengamen dirumah-rumah makan dan di kendaraan-kendaraan yang berhenti di depan lampu merah.
***

            Sekitar pukul 17.00 aku seperti biasa menunggu lampu merah menyala. Aku duduk diantara mereka yang senasib denganku.  Ketika aku tengah asik melihat ke sekitar  seorang  laki-laki menghampiriku. Dia tersenyum kepadaku, lalu duduk disampingku. Dan tiba-tiba ia mengajakku berbincang-bincang, “Ade sudah lama mengamen?” lontarnya pertanyaan itu
“sejak umur 8 tahun..”jawabku polos
“sekarang usia adik berapa??” tanyanya lagi
“13 tahun..”
laki-laki itu tersenyum.  “wah cukup lama juga yah..”
Fikiranku kembali disibukan dengan lalu lalang kendaraan. Namun tak lama kemudian, aku memberanikan diri untuk  bertanya. “kakak mau kemana??”
“kakak baru pulang dari kampus, sekarang mau pulang kekosant..” jawabnya begitu ramah
“oh kakak mahasiswa.. wah hebat. berarti kakak orang pintar dan kaya..” kataku dengan polosnya
laki-laki itu tercengang dengan ucapan yang dilontarkan olehku..
“kenapa adik berbicara seperti itu??” katanya bertanya
“Menurutku orang seperti kakak yang sekolahnya tinggi adalah orang yang pintar dan kaya. Karena kalau gak pintar gak mungkin bisa jadi mahasiswa. Dan kalau kakak  gak kaya kakak gak mungkin bisa kuliah, kan kata orang-orang  sekolah itu butuh uang yang banyak.. Padahal aku ingin sekali bisa sekolah sampai setinggi kakak..” Kataku.
Laki-laki itu kembali tersenyum, “ kamu itu benar-benar polos yah. hehehe kakak bukanlah dari keluarga yang kamu fikirkan itu. Kakak berasal dari kampung, orang tua kakak hanya seorang  petani biasa. Namun karna kakak mempunyai  tekad yang kuat untuk meraih masa depan yang lebih baik. Kakak beranikan diri untuk merantau ke Jakarta, mencari peluang beasiswa dari kampus ke kampus lainya. Berbagai test akademik kakak ikuti. Dan Alhamdulillah kakak diterima di Universitas Negri”.
“wah hebat.. aku mau seperti kakak.” kataku
“kamu bisa seperti kakak.. Asal kamu punya tekad yang kuat untuk mencapai impianmu. Kamu harus mempunyai sebuah impian  agar hidupmu punya tujuan. Dan berusahalah dengan impianmu itu untuk mencapainya dan yakinlah bahwa semua impianmu itu akan terwujud.”
Akhirnya aku mengerti apa yang pernah bapak katakan padaku sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya.

Ketika bus itu berhenti tepat didepan halte. kakak itu segera bangkit dan meninggalkan aku. Ia melambaikan tangan tanda perpisahan.. “Semoga kita bisa berjumpa lagi dilain waktu.. Semangat untuk meraih cita-citamu..” kata laki-laki itu sebelum menaiki bus..
Aku tersenyum.. “ Makasih kak.. sampai jumpa”
Bus yang membawa laki-laki itu telah berlalu diantara kendaraan yang ramai melintas.
Sore itu juga aku segera kembali kerumah dan menceritakan hal ini pada ibu. Dan mulai saat itu aku bertekad untuk meraih semua yang aku impikan. Demi ibu dan demi kehidupanku yang lebih baik lagi.
Terimakasih atas kunjunganyannya :)

Yogyakarta, 24 Maret 2016.














Jumat, 25 Maret 2016

Puisi: Tragedi Empat Belas Januari




Kategori: Puisi
Oleh: Anton Wijaya




TERORIS
Maumu apa?
Kami tidak takut

Yogyakarta, 16 Januari 2016

 TERORIS DIE
Kau sungguh pintar merakit bom itu
Namun sayang kepintaranmu untuk membunuh orang
Kau sungguh jenius merakit bom itu
Namun sayang kejeniusanmu untuk melukai orang

Kau sungguh!! Dalam batin teramat sangat, pedih
Duniamu kejam
Kegelapanpun tahu rahasia itu
Kau hanyalah korban atas doktrin mereka di balik semua dalang, meski
Kau terus menyerang dengan rakitan itu
Aku akan melawanmu dan sesekali membunuhmu dengan bait-bait puisi itu
Biar aku terlepas dari hukum pasal kesekian


Yogyakarta, 16 Januari 2016.

TRAGEDI EMPAT BELAS JANUARI
Oleh: Anton Wijaya

Segerombolan orang tak tahu menginginkan apa?
Segerombolan orang tak tahu bertujuan atas apa?
      Segerombolan orang tak tahu bermaksud untuk apa?

Ibu kota Jakarta kembali menelan duka
Meluapkan luka dan derita atas tragedi yang terjadi di sana
Memakan korban yang tak tahu apa-apa
Nyawa manusia melayang, entah

Di pusat keramaian kota
Di tempat orang menggantungkan hidupnya
Mereka mengaduh nasib di perantauan
Penuh dengan seribu harapan dan sejuta impian

Tapi seribu sayang,
Takdir tidak berkata demikian
Takdir malah menghantar kepulangan
Mereka kini telah tiada
Mereka pergi mendahului kita

Tragedi empat belas januari
Indonesia kembali berduka
Meneteskan air mata darah

Yogyakarta, 14 Januari 2016
   



Sahabat Jalanan

SAHABAT JALANAN 
Kategori: Cerpen
Oleh: Anton Wijaya


Hidup sungguh kejam, hidup tak seperti cerita yang ada di dongeng-dongeng alkisah. Hidup sungguh keras, hidup memang benar adalah sebuah pilihan. Merasakan atau tidak. Bumi ini sudah serasa berat menopang semuanya, semakin hari, semakin bertambah usia, bumi ini semakin keriput, layaknya orang tua yang berada di kolong jembatan itu, tanpa busana dan hanya memakai celana dalam yang ia dapati di pinggir jalan, sungguh teramat sangat menyedihkan. Bumi serasa enggan lagi menerima pijakan dari tubuh manusia. Mungkin, bumi sudah terlalu muak dengan semua tingkah laku anak cucu adam yang terus  berbangga-bangga akan kesombongannya, berfoya-foya akan harta benda yang dimilikinnya, tanpa ambil peduli terhadap nasib orang lain, tanpa ambil tindakan terhadap kemiskinan yang kian hari semakin bertambah dan melonjat tinggi di negeri ini. Inikah yang dinamakan hidup. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. “Ah, kenapa gua jadi ngomongnya ngelantur”, sudahlah lupakan, kata Jacky sembari tersadar dari lamunan singkatnya.
“Mari kita lanjutkan pembicaraan tentang dunia kami yang nyata dan sesungguhnya”, ucap Rendi dengan nada yang penuh isak. “Mari kita renungkan sejenak, kenapa hidup kita seperti ini? Kenapa dan kenapa?”, kata itu terus terulang-ulang oleh Rendi, entah yang keberapa kalinya ia ucapkan. Mereka seenaknya saja mengklaim bahwa kami adalah sampah bagi masyarakat, mereka selalu merasa  dirinyalah yang paling benar sendiri, mereka sesuka hati menghakimi kami, mereka tak menganggap keberadaan kami, mereka selalu asingkan kami, mereka tak pernah perduli sedikit pun tentang keadaan kami, mereka merasa terganggu oleh urakan penampilan kami, mereka benar-benar tak punya hati nurani, mereka selalu memandang kami sebelah mata, mereka menyebut kami sebagai benalu, mereka selalu menutup mata jika kami meminta bantuan terhadap mereka. “Ada apa dengan kami dan mereka? Ada apa dengan semua ini? Hah, Ada apa?”, kembali Rendi mengucap banyak sembari menatap wajah teman-teman yang duduk di sampingnya, penuh dengan tanda tanya besar. “Sudahlah Ren, kita gak boleh bersedih, bukannya kita sudah terbiasa dengan perlakuan mereka yang seperti itu”, kata Ipank sedari tadi sambil menepuk-nepuk punggung Rendi yang penuh dengan besi-besi kecil  tertancap pada jaket kusutnya. Dunia sudah mulai menampakan kegelapannya, lewat senja sore yang melintas di bibir bumi di ufuk barat, berarti malam akan segera datang menggilir keindahan siang yang terang penuh dengan gemulai awan biru yang berhamburan di langit dan berkerumun membentuk gambar-gambar unik bahkan absurd. Sedangkan perjalanan menuju rumah masi terasa sangat jauh. Mungkin, perkiraan sekitar tujuh sampai delapan jam lagi. “Benar-benar perjalan yang melelahkan”, ucap Ipank sambil melihat situasi dengan posisi tangan meraih batas pagar mobil di samping atas, kemudian bola matanya melirik kedepan jauh.
Meski kami tak pernah merasakan duduk di bangku sekolah, dan kami tidak pernah mencicipi rasa dari meja sekolah, sekalipun kami tidak pernah mengenal manisnya pojok sekolahan. Tetapi hidup kami mempunyai prinsip. Prinsip kami adalah kami ingin hidup bebas bagaikan sang elang terbang jauh di atas langit menerjang badai dan melewati luasnya samudera biru. Kami ingin hidup tanpa adanya aturan, karena bagi kami, aturan hidup kami ada di tangan kami sendiri, tak seorang pun berhak melarang kami. Meskipun kami tidak perna merasakan seperti apa hidup dalam kemewahan dan kemapanan, tetapi kami menolak keras hidup yang seperti itu, karena prinsip kami adalah hidup seperti apapun harus dalam kesederhanaan dan selalu mengayomi satu sama lain dalam kebersamaan.
Tak terasa mobil Truck yang ditunggangi mereka sejak di perempatan lampu merah kota Kumbang, kini telah membawa mereka lebih jauh dari tujuan rumah dan tidak tahu entah di daerah mana mereka berada. Mereka serentak kaget setelah tertbangun dari tidur pulasnya di dalam mobil tumpangannya. “Ada di mana kita”, kata jacky yang masih belum sadar dengan keadaanya. “Hentikan-hentikan mobilnya cepat”, teriak Rendi dengan nada keras menghantam telingah. Kemudian Ipank dengan wajah lusut dan variasi rambut yang seperti style para vocalis band-band Punk papan atas, layaknya Romi The Jahat salah satu vocalis dari band Punk di Indonesia yaitu Marjinal pada tahun 1997, “langsung berdiri dan bergegas menuju belakang kepala truck, sambil tangannya terus memukul-mukul badan Truck”, mulutnya terus berteriak, “berhenti pak supir, berhenti pak, kami ingin turun pak”. Mugkin karena laju kecepatan mobil truck itu sangat kencang bagaikan seekor singa yang sedang mengejar mangsannya, maka akibatnya pak sopir tidak sedikit pun mendengar teriakannya Ipank, pohon-pohon di samping jalan tak ada henti-hentinya melambaikan dedaunannya, seakan ikut serta membantu memberhentikan mobil truck itu. Rendi, Jacky, dan Ipank terus mencari cara agar teriakan mereka didengar oleh pak sopir, dari mulai memukul-mukul badan truck sampai menendang-nendangnya, tapi belum membuahkan hasil, semua itu hanya sia-sia. “Santai kawan, lebih baik kita teruskan saja perjalanan ini, kita tunggu sampai mobil truck ini benar-benar berhenti sendiri, lagian sekarang posisi kita berada di tengah-tengah hutan, toh, kalau iya kita turun di sini, mungkin kita akan lebih kesulitan lagi untuk memberhentikan mobil tumpangan lainnya”, kata Jacky sembari mengepulkan asap rokoknya yang kini hampir satu batang dilalapnya sendirian. “Supir goblok, supir tuli”, ucap kasar Rendi dengan raut wajah yang benar-benar menampakan kemarahanya. “Sabar brother, woles-woles, keep calm men”, kata Ipank sambil tersenyum kecil. “Udah, bener kata jacky kita tunggu saja sampai mobil truck ini berhenti, lebih baik kita ngerokok dulu lah”, perkataan ini disambung oleh Ipank setelah menyelesaikan senyumnya. Berbagai jalan terjal dan tikungan tajam, satu-persatu dapat dilewati di bawah kemudi bapak supir yang entah namanya siapa dan ia berasal dari mana?.
Dari tangan ke tangan dan dari mulut ke mulut sebatang rokok itu terus berputar layaknya roda kehidupan, terkadang roda menggelinding di bawah dan terkadang roda berputar pada posisi atas. Suara bising yang tercipta dari mobil truck tersebut, seakan setia mengiri mereka dalam menggilir rokok dengan sedikit bara di ujungnya, dan saat-saat seperti itulah mereka akan melepaskan canda dan tawanya, ruang dan waktu seakan tidak perna teringat oleh mereka, mereka seperti halnya serangkain alat yang tidak bisa dipisahkan, mereka saling membutuhkan satu sama lainnya, jika hal tersebut sampai terjadi pada mereka, mungkin mereka tidak akan merasakan demikian. “Loh, kok mobilnya berhenti”, ucap Rendy sambil memposisikan dirinya untuk berdiri. Terdengar klakson mobil yang cukup keras, “tiiin-tiiiin”, entah pak sopir membunyikan klakson bertujuan untuk apa. “Kawan, jangan-jangan klakson itu memberi aba-aba kepada kita, bahwa mobil truck ini sudah sampai pada ujung tujuannya”, kata Jacky. “Hayoooo, kita turun”, ucap Ipank dengan nada lirih. Suara adzan shubuh pun memenuhi benak semesta, memanggil dan membangunkan orang yang masi terhanyut dalam mimpi indahnya. “Gimana? Kita pergi kemana?”, kata Rendi sembari mulut menguap lebar tanpa ditutup aling-aling tangannya. “Gubraaaaaak” terdengar suara pintu mobil yang baru saja ditutup oleh pak Sopir dengan rokok yang menyala di tangan kirinnya, kemudian pak sopir melangkah menuju sebuah rumah makan yang terletak di samping kiri jalan, dan meninggalkan mereka sebelum mereka melontarkan kata untuk berterima kasih. “Anjing, supir goblok, maen ngloyong saja, padahal kami mau berterima kasih”, lagi-lagi Rendi mengucapkan kata-kata kasarnya sembari menendang pintu mobil truck itu yang sudah ditinggal oleh pemiliknya.
Pada pukul 04:30 WIB, dunia masi dalam sayupnya bersama keheningan gelap yang tersebar di selah-selah ruang kosong kegigilan tubuh yang seakan menusuk tulang sum-sum secara perlahan, burung-burung liar pun sudah asyik bernyanyi dengan lantang saling berkompetisi satu sama lain. Kendaraan roda dua maupun kendaraan umum roda empat sudah menampakan suara bising knalpotnya kepada dunia, mereka mulai memadati jalanan dengan kesibukan pengendaranya masing-masing. “Gua laper bro”, ucap Ipank kepada Rendi. Sedangkan Jacky sedari tadi sibuk mencari-cari kuntung rokok dan berharap masih ada yang layak buat diisep. “Jack-jacky”, suara panggilan itu diucap oleh Rendi dengan nada sedikit serak-serak basah. Tapi Jacky seakan tidak mendengarnya, malah Ia semakin agak menjauh dari posisi Ipank dan Rendi berdiri. “ Si goblok malah menjauh”, kata Rendi. “Jacky sini dulu, gua ada rencana bagus”, sentak Ipank dengan nada irama naik. Akhirnya Jacky mendengar suara panggilan itu. “Woy bro tunggu dulu, gua nemu sesuatu di depan tokoh”, jawab Jacky dengan nada penuh gembira. Di bawalah sesuatu tersebut kepada Ipank dan Rendi, dengan sedikit agak kerepotan Jacky membawanya, tiba-tiba Ipank dan Rendi malah menghampiri Jacky. “Nemu apa lue bro”, kata Ipank. Dan kebetulan keadaan sesuatu itu masih terbungkus rapih di dalam sebuah kantong kresek berwarna hitam dengan tali pengikatnya berwarna merah. “Buka-buka cepet”, kata Rendi sambil tangannya membuka ikatan talinya. Akibat perut mereka belum terisi oleh apapun dari sebelum berangkat sampai sekarang, maka mereka benar-benar merasakan sangat keroncongan. Dengan raut wajah penasaran, mereka penuh dengan harap, agar isi yang ada di dalam kantong kresek hitam tersebut adalah sebuah makanan yang bisa untuk dimakan. Selang beberapa detik kemudian, akhirnya kantong kresek itu dapat dibuka dengan mudah dan tentunya isi yang ada di dalamnya mulai terlihat oleh mata telanjang mereka. “Wiiiiisssssssh, kotak putih bro isinya”, kata Rendi. “Ada berapa kotak Ren”, ucapnya Ipank. “Semogah aja banyak, biar kita bisa makan banyak juga”, ucap Jacky sambil ketawa “hahaha”. “Kalau rejeki tidak akan kemana njing”, kata Rendi dengan penuh gembira. “Anjiiiiing, nasi woy isinya, ada lauknya pula, ayam panggang”, ucap Ipank sambil memperlihatkan senyum kecilnya kepada Rendi dan juga Jacky. Tanpa pikir panjang mereka langsung melahap dengan cepat makanan temuan itu dengan penuh bahagia. Yang mereka tahu hanyalah mengisi perut kosongnya, dan tak ambil peduli siapa pemilik nasi kotak tersebut. Waktu berputar dengan sangat cepat, memaksa malam harus bergilir kembali dengan pagi dan juga siang. “Kenyang-kenyang njing”, kata Rendi sambil mengelus-elus perutnya. “Andai saja  tiap hari kita makan kaya gini terus, mungkin gizi kita akan membaik” kata Jacky dengan nada dan iramanya seperti orang yang memelas. “Kemana lagi nyet, kita istirahat dulu, gimana?”, kata Rendi. “Beneran lue mau istirahat dulu, nggak langsung pulang saja”,ucap Ipank. “Berhubung masi pada ngantuk semua kan lue, udah, kita istirahat saja dulu, masalah pulang mah gampang, yang penting badan kita harus fit terlebih dahulu”, sambung Jacky dengan memperlihatkan sayup matanya. “ Nah, itu ada rumah kosong di samping pos satpam, kita tidur di sana saja, gimana?, kata Rendi kembali menawarkan. “Oke-oke kita cabut kesitu”, ucap Ipank sambil menunjuk rumah kosong itu. Beranjaklah mereka dan akhirnya sampai pada rumah kosong itu, dengan kondisinya yang sudah benar-benar kacau dan berantakan.
Matahari sudah memperlihatkan sinar lembutnya pada dunia, menerobos masuk lewat selah-selah padatnya dinding keheningan pagi, menelusuri semua sudut dan benak alam semesta. Terlihat dengan jelas gemulai pada setiap sinarnya, begitu indah dan juga mempesona, menghangatkan tubuh dan juga bersahaja pada kulit. Rumah kosong itu kini sudah terlihat dengan sedikit jelas, berkat sorotan cahaya matahari itu. “Tidur-tidur njing”, kata Rendi. Sedangkan Jacky masih sibuk membereskan tas yang Ia bawa untuk dijadikan sebagai bantal penghantar tidurnya. “Selesaiii, ambil ancang-ancang, yeah, langsung tiduuuuur”, kata Jacky sambil melentangkan badan dan bola matanya melihat ke atap-atap yang seolah tidak kelihatan seperti atap. “Tidur duluan saja bro, biar gua nanti, gua belum ngantuk”, ucap Ipank sambil menyenderkan badanya ke tembok yang berdebu dan juga penuh dengan coret-coretan pilok berwarna-warni yang membentuk gambar dan sebuah tulisan biasa ataupun grafiti. Walau tidur di tempat  manapun dan dengan kondisi tempat seperti apapun, bagi mereka semua itu adalah sama saja, yang terpenting bagi mereka adalah tidur bersama dalam satu atap.
Waktu sudah menunjukan pukul 10:00 WIB. Tapi mereka masi asik bersetubuh dengan mimpi-mimpi indahnya. Dunia yang beberapa jam sebelumnya terasa hening, sunyi, dan syahdu. kini mulai terpecahkan akibat suara bising lalu lalang kendaraan. Siapapun tak ada  yang berani mengganggu tidur mereka, bahkan seeokor nyamuk dan lalat pun tidak berani menghampiri mereka. Karena mereka adalah raja dari segala raja anak jalanan. Jangan pandang mereka sebelah mata!!!!!!!.
“HIDUP SEKALI, BERARTI, SETELAH ITU, MATI”.
Yogyakarta, 17 Januari 2016


Kamis, 24 Maret 2016

Filsafat Sebagai Dasar Dalam Berargumen

FILSAFAT SEBAGAI DASAR DALAM BERARGUMEN
Di dalam dunia filsafat kita sering mendengar istilah mother of science bahwasannya filsafat adalah induk segenap ilmu pengetahuan yang kemudian  melahirkan keilmuan-keilmuan lainnya. Seseorang dapat dikatakan berfikir secara filsafat jika dalam berargumen terdapat karakteristik pemikiran yang sistematis, rasional, universal, radikal dan metodis. Filsafat juga terkenal dengan istilah seni dalam mengajukan pertanyaan. Seperti apa yang pernah dilakukan oleh filsuf-filsuf terdahulu kita, salah satu di antaranya ialah Socrates. Socrates selalu menggunakan metode bertanya kepada orang-orang yang hidup pada masa itu dalam mencari kebenaran. Bentuk dari pertanyaannya sangatlah simple tetapi tidak mudah untuk menjawabnya, contohnya who are you? Atau dalam bahasa Indonesianya ialah siapa anda?. Memang tidaklah mudah untuk dapat menjawab secara filsafati . Tetapi banyak para filosof yang telah mengajarkan kepada kita bagaimana caranya untuk berfilsafat. Di dalam hal ini ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk membangun sebuah argumentasi yang sesuai dengan karakteristik pemikiran filsafat diantarannya ialah:
Pertama, sistematis merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menjemput kejelasan dalam berargumen. Seperti apa yang dikatakan di atas, berfikir secara filsafat harus tersistematis, terkadang seseorang bisa dikatakan lemah dalam berargumen akibat metode yang digunakan tidak layaknya seperti hal tersebut. Oleh karena itu untuk mencapai sebuah argumen yang bagus maka diperlukan suatu analisis yang tajam mengenai masalah atau wacana dengan menggunakan sudut pandang yang universal atau bisa dikatakan tidak hanya memandang suatu objek dalam satu sisi saja. Menelaah problem atau diskursus dengan penuh kebijaksanaan artinya mencari sumber-sumber referensi yang ada relevansinya dengan hal tersebut untuk dijadikan sebagai penguat argumentasi.  Kemudian di dalam berargumen seseorang harus bisa memanjakan bahasa atau dalam bahasa ilmiahnya adalah retorika. Karena retorika sendiri merupakan suatu seni dalam berbicara. Seperti apa yang di katakan oleh salah satu seorang filsuf modern yakni  Martin Luther. Beliau berpendapat, “siapa yang pandai dalam berbicara adalah seorang manusia; sebab berbicara adalah kebijaksanaan; dan kebijaksanaan adalah berbicara”. Karena dalam bahasa popular, retorika berarti pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucap kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan. Itu berarti seseorang harus dapat berbicara jelas, singkat dan efektif. Jelas supaya dimengerti; singkat untuk mengefektifkan waktu dan tanda kejeniusan; dan efektif karena apa gunanya kalau berbicara tidak membawa efek. Tidak jarang juga kita jumpai Jika seseorang dalam berargumen terlalu banyak berbasa-basi tetapi tidak sampai pada poin apa yang ditujuh, maka dari itu untuk menghindari hal yang sedemikian rupa seseorang harus mempunyai keyword untuk dijadikan sebagai acuan poin-poin dalam berargumentasi agar tidak keluar batas dalam pembahasan dan tentunya relevansi antara poin pertama dan yang seterusnya.
Kedua, rasionalitas merupakan berfikir secara logis atau bisa diterima oleh akal budi manusia. Meskipun pada kenyataannya banyak pemikiran filsafat yang di mulai dari spekulatif kemudian menjadi hal yang masuk akal. Di dalam berfikir secara rasionalitas seseorang akan menggunakan metode deduktif dan induktif. Di mana deduktif adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dari kebenaran yang bersifat umum untuk diterapkan pada hal-hal yang bersifat khusus. Contoh: semua binatang mempunyai mata. kambing mempunyai mata. Kambing adalah binatang. Induktif adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dari dari kebenaran yang bersifat khusus untuk diterapkan kepada hal yang bersifat umum. Contohnya: nokia merupakan sebuah merk handphone. Nokia membutuhkan charger. Semua handphone membutuhkan charger. 
Oleh: Anton Wijaya antonewijaya.blogspot.com
Terimahkasih telah membaca tulisan ini.

       

Buku berdebu

BUKU BERDEBU
Kategori: Cerpen
Oleh: Anton Wijaya
Berjejer buku-buku penuh dengan debu di atas rak dan lemari buku. Posisi mereka tegak, menyamping, berhimpit-himpitan mesra dan sangatlah rapih. Alangkah hebatnya mereka. Mereka semua mempunyai karakteristik keilmuwannya masing-masing, berbagai corak perbedaannya mereka bisa terlihat jelas dengan menggunakan kasap mata telanjang, seperti halnya dari segi judul buku, variasi cover, warna, model tulisan, jumlah halaman, tebal buku, pengarang yang berbeda, namun ada juga, dengan judul buku yang berbeda akan tetapi tetap dalam satu pengarang. Itulah semua ragam dari buku, begitu berbeda tetapi sangatlah menarik untuk dapat memilikinya. Seperti halnya pelangi, dengan menampakkan warna-warninya yang berbeda, maka ia akan menghasilkan keindahan yang tiadatara kepada dunia.
Riri adalah anak semata wayang dari pasangan ayah dan ibu yang sangat berbahagia, hidup mereka serba berkecukupan. Riri adalah anak yang paling berbeda jika dibandingkan dengan teman-teman yang sebayanya, karena Riri adalah anak yang paling pendiam, penurut, suka menabung dan rajin membeli buku, namun, ia tidak suka membacanya. Meskipun Orang tua Riri adalah orang kaya, tetapi Riri tidak pernah meminta uang hingga berlebihan kepada Orang tuanya, walaupun uang tersebut untuk membeli buku ataupun membeli suatu yang lainnya.
Pada tanggal 23 Agustus 2015, Orang tua Riri kedapatan harus bertugas keluar kota, Ibu dan Ayahnya Riri, kebetulan bekerja pada sebuah perusahaan yang sama, jadi tanpa pengecualian mereka akan meninggalkan Riri sendirian di rumah. Pada pukul 22:30 Wib, Riri hanya seorang diri di dalam kamar tidurnya, meski Riri mempunyai rumah yang cukup mewah dan juga besar, tetapi orang tua Riri tidak mau memperkerjakan orang lain untuk dijadikan sebagai pembantu rumah tangganya, karena orang tua Riri pikir, selagi kita mampu maka kita tidak boleh memanjajakan tubuh kita dengan menyuruh-nyuruh orang lain.
Serentak tubuh Riri gemetar, tiba-tiba terdengar suara aneh yang tidak diketahui dari mana asal sumbernya;
'' Tuanku Riri, aku di sini''.
''Hah, seperti ada suara'', ucap Riri dengan wajah seribu tanda tanya besar?.
Sedari tadi mata telanjangnya Rini tak ada henti-hentinya menggerilya, terus-menerus menelusuri dari mana sumber suara itu berasal?, Sedangkan keheningan malam, memaksa Riri untuk menyalahkan lampu senter sebagai alat penerang, yang kebetulan posisi senter tersebut terletak di bawah meja belajarnya.
''Bacalah, bacalah aku wahai tuanku, jangan sombong, ilmumu belum seberapa'', suara itu kembali terdengar oleh Riri yang ke dua kalinya.
''Siapa itu?, siapa yah, please dong jangan bikin aku takut, kamu siapa?'', kembali Riri mengucap dengan nada yang tergesa-gesa akibat ketakutan.
''Benar-benar sial malam ini, udah mah aku sendirian di rumah, di luar hujan pula, listrik pake mati segala'', dalam hatinya Riri terus menggerutu.
Suara itu tiba-tiba muncul yang ke tiga kalinya,
'' Wahai tuanku ambilah aku, dan manjakanlah aku dengan belaian jari-jari lentikmu, aku rela diserap tuntas keilmuanku, aku rela pula ditelanjangi setiap hari oleh mu tuan''.
Seluruh anggota tubuh Riri semakin menjadi, tubuhnya gemetar, dan mulutnya seakan tak bisa mengucap satu kata pun. Dan dalam hati Riri berucap, '' ada apa dengan semua ini, kok aku gemetar, mulutku susah mengucap''.
Suara guntur diluar rumah seolah tak ada ujung hentinya, semakin lama semakin mengglegar buas, guntur seakan bekerja sama dengan petir untuk menghujat kesunyiannya malam, dan rintikan air hujan pun yang menjatuhi genting ikut berpartisipasi dalam menggaduhkan suasana.
''Mengapa aku selalu ditelantarkan oleh tuan, mengapa tuan memperlakukan aku seperti ini, tuan hanya menganggap aku sebatas tulisan saja, tuan jahat, tuan tidak pernah mengajakku untuk berdialog''.
Ke empat kalinya Riri mendengar dengan jelas suara itu seperti memanggil-manggil majikannya.
'' Please jangan ganggu aku, aku mohon, aku minta maaf, jika aku punya salah sama kamu, yang kamu maksud tuan itu, tuan siapa'', ucap Riri dengan nada penuh isak.
Tapi pertanyaan yang dilayangkan oleh Riri itu, entah kemana hanyutnya, tak ada jawaban ataupun tanda-tanda akan direspon.
''Andai tuan rawat aku dengan penuh kelembutan tangan, tuan kecup aku dengan bibir sexy tuan, tuan rabah dan setubuhi aku dengan analisis tuan'', Niscaya,'' aku akan akan melahirkan keilmuan baru tuan''.
''Nasibku benar-benar malang tuan, aku dibikin oleh orang, kemudian aku dijual belikan, dan aku dibeli oleh tuan layaknya wanita jalang ataupun lelaki hidung belang, meski aku tak mempunyai jenis kelamin, tapi aku mempunyai perasaan tuan, aku ingin tuan mengajakku bercumbu, bercanda riah, aku ingin semua itu tuan'',
''Apa aku dianggap seperti halnya benda keramat oleh tuan; apa gara-gara bentuk coverku besar dan tubuhku begitu tebal, sehingga aku selalu dihindari, tuan jahat, tuan begitu tegah''.
Hujan, guntur, dan petir, kini telah berpulang ke tempat asalnya, berubah menjadi kedamaian alam beserta cahaya sinar yang menyongsong dari bibir bumi sebelah timur, begitu gemulai dan juga menghangatkan tubuh.
Dering alarm kini mulai menghantam keheningan gigil pagi, Riri pun terbangun dari tidur lelapnya. ''Ternyata aku hanya bermimpi'', ucap Riri dengan nada serak-serak basah layaknya seorang artis yang baru selesai manggung musik rock. '' Aku baru sadar, selama ini, berapa banyak buku yang sudah aku beli, tapi mengapa aku hanya menyimpannya rapat-rapat di dalam lemari maupun rak, aku tidak pernah sesekali pun membacanya'', ucap Riri dengan nada penuh sesal.
'' Hari ini aku harus rajin membaca buku, biar aku jadi anak yang pintar dan biar aku tidak diteror lagi oleh suara-suara aneh itu''.
Mulai dari situlah, akhirnya Riri berjanji pada diri sendiri agar selalu rajin membaca buku smile emotikon .
Terima kasih sudah menengok tulisan ini.
.

Yogyakarta, 18 Januari 2016

Selasa, 22 Maret 2016

"GORESAN PENA TAK BERMAKNA"


KONTEMPLASI KEHIDUPAN
Beraktivitas: bangun tidur, belajar, membaca, makan, merokok, minum kopi dan lain sebagainya.
Terus berjalan seperti halnya air sungai yang mengalir menuju sebuah titik pertemuan besar yaitu Lautan samudera..
Berfikir, Introfeksi diri, membangun kesadaran lebih sulit daripada mencongkel kesalahan orang lain. Bernafas, menghembus, adalah suatu kebesaran tuhan atas limpahan rahmatnya. Dimanakah letak ketidak adilan tuhan jika Kita mengeluh kepada kehidupan. Bersyukur, Beribadah, memenuhi kebutuhan pokok rohani, merupakan investasi akhirat untuk perjalanan ke alam sesungguhnya, di mana manusia akan hidup abadi. Dan tidak ada dispensasi kecuali yang termasuk dalam umatnya lah yang mendapatkan segenggam syafa’at di sanah nanti.
Yogyakarta, 19 November 2015.
Masi mencari Jati diri dari inspirasi black coffe #Melangkah maju meski merayap, tak peduli apa, teruskan, buang keraguan jauh-jauh, simpan yang rapat sebuah kebaikan, genggam yang kuat sikap optimis.

BORROW YOUR SMILE TO MAKE BIG IMAGINATION
Malam detik ini, ijinkan aku meminjam senyumu untukku jadikan pendorong imajinasi dalam menuangkan sebuah ide kebentuk tulisan tanpa arah dan tujuan pasti. Hanya saja kau ku jadikan obyek kemana dan sejauh apa imajinasiku kuat menyelam. Masih tergambar jelas dan enggan untuk melupakan, apalagi menjauh dari indah lesung pipinya, kharisma karakteristikmu tidaklah hebat seperti aisyah istri dari baginda alam nabi akhiruzzaman. Namun, bagiku lebih dari cukup jika plagiasi dari sesosok putri yang berperan menjadi bawang putih, keanggunan, Keluguhan, yang seolah melekat dalam kepribadiannya. Demikian juga dengan storinya aku dan dirinya, babagaikan film cartoon termashur di serial televise yaitu: “Tom and Jerry”. Hidup mereka selalu dipenuhi dengan banyak cerita. Terkadang mereka terlihat sangat bersahabat, dan tak jarang pula mereka seharian menghabiskan waktu untuk berhantam saling kejar-mengejar dan saling ejek-mengejek. Dan kita merupakan sepasang sahabat layaknya tom and jarry. Karena tidak ada alasan untuk saling membenci dan menjauh.
 Serpihan sang angina malam dengan sendirinya membisikkan kerinduan yang terprisai unsur malu lewat selah-selah kesibukan di antara kita. Waktu dan jarak memang sungguh menghakimi, menelan rindu di antara sekat itu. Ketika kita dihadapi sebuah pilihan, kata mana yang kalian sukai. Maka tidak ada kata lain selain kata “Rindu”, yang tidak terbungkus dengan cinta. Karena kita tahu cinta tidak harus memiliki.
Jika kita punya kesempatan untuk bercakap-cakap, maka sangatlah sering kesempatan tersebut digunakan untuk bercerita tentang everything, terkadang  pembicaraan kita terhanyut jauh sehingga menyentuh tentang masadepan. Sampai kantuk menghampiri menyelinap masuk menuntun mulut mengucapkan kata “ngantuk mau bobo dulu”. Tidak ada suara seketika itu juga yang mampu mengalahkan syahdu dari suaranya, dan tawa berubah menjadi sunyi, hanya terdengar bunyi detak jam dinding yang seakan ingin mengajak berbicara dan menceritakan tentang senyum manisnya.
Jarak dan waktu memang sungguh menghakimi, menghantarkan kita pada rumah rindu yang terpisah, dan mengakibatkan hilang komunikasi, tetapi semua itu bukanlah jadi penghalang, karena kita sudah menganggap jarak dan waktu adalah demikian. Bila di dunia tidak ada teknologi, mungkin kita hanya bisa berkomunikasi lewat bahasa mimpi yang diperoleh ketika kita tidur. Barang kali berkat kecanggihan sebuah teknologi, akhirnya sampai sekarang kita masi bisa seperti dulu. Tubuhku mulai lemas, dan imajinasiku tak kuasa menopang semua alur cerita hidupnya. Karena masi ada hari esok yang mungkin lebih indah daripada hari-hari sebelumnya bahkan jauh lebih indah.
Yogyakarta, 18 November 2015.
aku dan kau tanpa asumsi cinta tapi sayang.
THE MOVEMENT AND THE SHOUT OF ORGANITATION
Kami datang
Kami datang dengan membawa sejuta perlawanan
Kami datang bukan hanya seorang diri
Kami datang dari seluruh ujung pelosok bumi pertiwi
Kami siap mengepal tangan dan menggenggam erat, merapatkan barisan
Mendobrak tembok beton penghalang revolusi
Kami tuntut kedaulatan yang telah lama hilang
Mari rebut kembali kekuasaan dari komplotan para koruptor
Satukan kembali kekuatan mahasiswa sebagai pendobrak kemapanan dan penghancur tirani. Dan kelak sejarah akan menulis: gerakan mahasiswa kembali merobohkan kekuasaan yg mengkhianati rakyatnya.
Mari kita bernostalgia ke 1945 dimana darah dan kepala menjadi taruhan utama demi tanah dan air yang katanya sekarang Merdeka.
Tetapi teringat apa yg pernah dikatakan oleh SIDI GAZALBA dalam bukunya ia berkata: Seorang yg mengatakan indonesia telah merdeka itu salah terang. Tengok lingkungan sekitar kita, Jeritan lapar taklagi menjadi sesuatu yang asing bagi telingah kita.
Begitupun kata petuah Nietzche yang seolah-olah mengingatkan kepada kita: Sesungguhnya, lebih baik berbuat jahat daripada memiliki pikiran kerdil.
Yogyakarta 20 November 2015
Dibuat bukan hanya sekedar dibaca. Mari bergerak bersama seperti apa yang diajarkan oleh para bapa founding father terhadap kita.
MELATIKU
Jika hidupku adalah duri
Maka hidupmu adalah melatiku
Senyumu tawar bagai hiasan bibir anak remaja
Sungguh benar-benar menawan rindu
Alangkah indah bila putih melati bisa kuraih
Kusimpan rapat di dasar hati dalam dada kiri, lalu
Kurangkai daunnya menjadi potret masa depan gemerlap bintang
Bilamana langit berselimut awan hitam
Kan ku cium harum melatimu bersama anggun bola matamu
Kan kudekap erat sebagai penghantar tidur mimpi indahku, sayang
Yogyakarta, 22 November 2015

NASIHAT SAHABAT
Sobat masi ingatkah, dulu kita perna melepas canda dan tawa bersama, berbagi cerita dalam kerasnya hidup. Sobat, aku tak bermaksud untuk mendewasai, ataupun  menggurui. Aku ikut resah atas keluh kesahmu, sudahi sedihmu sobat. Aku ingin Tanya kepadamu,  Apakah jalan untuk mencapai kebahagiaan itu hanya bisa dicapai dengan uang semata? Jawab sobat, hapus air matamu, tunjukan kembali senyum tawarmu agar bisa melayang bebas menembus awan sampai langit ke tujuh di sana.
Ingat sobat, sadar sobat, bangun dari keterpurukkanmu.
Menurutku untuk meraih semuanya, bukan hanya dengan material semata, ingat masi ada kata yang dapat membuat hidupmu menjadi hidup.
Setiap peristiwa adalah berkah, setiap bencana adalah ujian, dan setiap nikmat merupakan pengingat syukur yang paling mujarab. Sobat lama tak jumpa, Sabarlah menghadapi kenyataan. Karena hakikat hidup adalah ujian. Tuhan berikan cobaan kepada kita agar kita naik tingkat. Masi inget waktu sekolah, ujian bagi anak sekolah adalah soal-soal pelajaran sekolah, orang yg sudah berkeluarga maka diuji dengan persoalan rumah tangga. Begitupun dengan masalah anda sekarang. Dengan ujian itu, kita berkesempatan untuk naik ke kelas atau jenjang yang lebih tinggi. Dan apabila kita berhasil dalam ujian itu, maka suasana di rumah akan terasa lebih nikmat.
Ingat sobat, masi ada matahari esok dengan sejuta sinar cerahnya.
Yogyakarta, 23 November 2015



MELAWAN RASA PUTUS ASA
Waktu kecil segalanya kelihatan serba besar, pohon cemara begitu tinggi semampai, orang-orang tampak seperti raksasa dalam film seri televisi. kehidupan penuh dengan 1001 teka-teki dan sejuta rahasia. Pandangan itu berubah setelah kita berangkat dewasa, dunia ternyata tak sebesar yang kita kira, ujud yg penuh dengan misteri ternyata hanya begitu saja. Kesemestaan pun menciut, bahkan dunia bisa selebar daun kelor, bagi orang yang berputus asa.
Tidak jarang mereka dengan mudahnya mengakhiri hidup, dengan beralasan bahwa mereka pikir setelah mati maka hidup mereka akan jauh lebih baik dan tenang daripada sebelumnya.
Bagiku, sesulit apapun problem matika dalam kehidupan. Di situ kita harus berkepala optimis. Menerima akan kenyataan yang sedang terjadi dan mencari jalan solusi agar bisa keluar dari masalah. Karena sesungguhnya hidup adalah ujian. Dan di situ juga kita mengenal arti kesabaran, bahwa sejauh mana kita akan kuat menggendong ujian hidup.
Yogyakarta, 24 November 2015

SERPIHAN KENANGAN MASA PUTIH ABU
Ku tulis kembali cerita lama itu dengan goresan tinta yang ku pungut dari bekas tong sampah. Mengingat memory manis dan pahit yang pernah kita jajahi bersama. Masa putih abu itu masi terekam jelas di ruang otak yang hampir penuh ditindih oleh cerita baru. Bangku depan pojok kanan dan bangku belakang pojok kiri, di sana adalah tempat kami mengukir cerita indah. Kita saling melempar senyum keceriaan, dan tegur sapah polosnya masi terasa hangat serta melekat kuat dalam otak. Masa itu biasa ku sebut masa penuh kasih sayang, yang tercipta dari perempuan lugu dengan hiasan sifat manjanya. Dulu kita pernah berbagi canda dan tawa yang tak kenal ruang dan waktu. Tak perna mengenal dunia sedih dan perih. Kesedihan itu tak sering kita jumpai, karena kita adalah bagaikan pasangan merpati yang bisa dikatakan baru lepas dari sangkar yang berbeda. Masa itu, benar-benar masa yang ingin ku harapkan kembali kehadirannya. Sungguh, sentuhan jari-jari yang sengaja kau cipta untuk menlerai kesedihanku itu, menjadi belaian rindu yang tak ada batas dan ujungnya.

Yogyakarta, 25 November 2015

BRAIN STORMING SATU (FILSAFAT)
Diskusi kecil tadi siang di tempat para pemuda-pemudi biasa mempergunakannya untuk bersantai, berfikir sambil nyeruput kopi dan lain sebagainnya, (Sorowajan: Gebol, 16 Desember 2015).
Awal mulannya saya tidak ada dugaan, bahwa saya akan mendapatkan “logic of knowledge” terhadap pembicaraan tentang modernisme. Ada salah satu teman sekaligus senior saya di dalam Organisasi daerah yang biasa disebut dengan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (KAPMI). Ketika awal baru sampai di tempat, pembicaraan kami langsung tertuju mengenai Politik dan historis yang ada di kapmi dari masa ke masa. Panggil saja namanya siyam, senior saya juga. Beliau cukup ahli dalam merekam sejarah yang lahir dalam ruang lingkup organisasi. Tapi bukan hanya sekedar itu, bahkan yang lebih menarik dari karakteristik beliau adalah dapat menciptakan bahasa-bahasa atau retorika intelektual lewat pembicaraan yang di bungkus dengan penuh humoris.
Sebenarnya ada 5 orang yang terlibat dalam lingkar diskusi tersebut. Salah satu diantaranya seorang cewek yang bernama Hesti Puri putri. Setelah memakan waktu kurang lebih satu jam setengah lebih, akhirnya pembicaraan kami menyerempet pada ranah filsafat. Berhubung konsentrasi saya adalah filsafat. Maka saya semakin tertarik untuk membicarakannya. Apalagi setelah mengetahui kakak kandung dari saudari hesti juga sama jurusan dengan saya. Lontaran kata pertama yang keluar dari mulut saya yaitu mengenai salah satu tema dari seorang tokoh post-modern yakni michel foucault, Tentang Archeologie of knowledge.
Dengan modal hasil presentasi kemarin di dalam mata kuliah filsafat umum. Saya beranikan diri untuk mendeskripsikan kembali tentang maksud diskursus dan inti point dari kajian tersebut. Saya melanjutkan pembicaraan mengenai post-modern, bahwa yang perlu digaris bawahi dalam postmodern ialah Menanyakan ulang tentang ke modernismeanya. Bisa diartikan pula bahwa postmodern adalah kelanjutan dari modernisme, modifikasi, dan kritik terhadap modernisasi.
Diskusi ini semakin melebar tidak hanya berbicara tentang modernisme dan postmodern tetapi semacam mereview dari sejarah klasik sampai dengan kontemporer. Namun, hal itu tidak lama mengembalikan pembicaraan kami kepada modernitas lagi. Disini saya mendapatkan sesuatu yang baru tentang logika berpikir. Akan tetapi logika tersebut mengambil contoh dari sebuah film cartoon yang cukup populer yaitu doraemon. seandainya nobita adalah manusia yang hidup di zaman modern berperan sebagai (subjek) dan doraemon adalah sebuah teknologi yang sangat canggih. Tetapi Sifat dari seorang subjek tersebut selalu mengandalkan progresif dari teknologi. Sedikit-Sedikit merengek pada teknologi. Akan tetapi teknologi tersebut tidak mampu memberikan solusi cantik terhadap problem si subjek melainkan tidak sedikit gagal dalam prakteknya. jika kita simpulkan dari pembahasan di atas, point yang pentingnya Terdapat di akhir pembahasan. tidak lain hanyalah analogi kritik postmodernisme terhadap modernisme.
  Gebol, Yogyakarta16 Desember 2015.



BRAIN STORMING DUA (PRESENTASI KELAS)
Pada hari ini kelompok kami beserta dua kelompok lainnya kebagian untuk presentasi dan sekaligus sebagai penutup dari pertemuan mata kuliah Al-qur'an dan Al-hadist. Sebagaimana mestinya, perkelompok akan membawakan judul/pembahasan yang berbeda. Adapun yang mengawali presentasi adalah kelompok tiga  dengan membawakan tema: Ilmu 'Al-qur'an. Setelah selesai memaparkan sampai panjang lebar tentang pembahasan tersebut. Akhirnya kelompok kami diperkenankan untuk melanjutkan presentasi dengan membawakan tema/ pembahasan: 'Ulumuhu wamustolahatu. Kami di sini juga menyuguhkan materi dengan menggunakan power point. Dan salah satu dari teman saya bersedia untuk menjadi sebagai moderator. Ucapan salam pun dilontarkan dari seorang moderator, berarti itu tanda presentasi sudah dimulai. Dan langsung disusul dengan pembacaan materi yang ada di power point. Saya sendiri sebagai pembaca ke-dua yang tanpa pikir panjang langsung melanjutkannya.
Awalnya saya agak sedikit bingung karena belum memahi penuh tentang materi tersebut. Mungkin effect dari memaksa diri untuk membaca terlebih dahulu akhirnya sedikit menyentuh faham, semaksimal mungkin saya mendeskripsikannya dengan pembawaan yang ala kadarnya.
Berlanjut pada pembaca yang ke tiga dari kelompok saya, dibacakan oleh salah seorang cewe. Sampai akhirnya kami mampu memfinishingkan pembahasan tersebut. Kemudian disusul oleh kelompok yang terakhir dengan tema/pembahasan: 'Ulumul hadist. Setelah selesai pembahasan dan langsung dilanjut pada sesion berikutnya yaitu opening pertanyaan untuk audiens.
Pada waktu itu saya sendiri mengambil untuk menjadi penyambung lida dari moderator pertama. Di acungkan tangan dari salah satu audiens di depan dan langsung melontarkan pertanyaannya. Berhubung pertanyan itu di ajukan ke kelompok kami. Maka notulen dari kelompok kami sibuk merekam dan mencatatnya. Pertaanya simple: Bagaimana jika ada salah seorang dai, ketika itu dengan sengaja menyelewengkan dan semacam membohongi public yang asalnya hadist shahih di rubah menjadi hadist hasan?
Lanjut ke partisipan yang ke-dua, lagi-lagi pertanyaan itu dilontarkan ke kelompok kami. Tapi partisipan tersebut mempunyai dua point pertanyaan dan satu pertaanya lagi di lontarkan ke kelompok lain yakni kelompok yang membahas Ilmu al-Qur'an. Pertanyaanya: Saya lupa? tapi pertanyaan yang dilontarkan dari partisipan pertama kami tanggapi. Panjang lebar semaksimal mungkin kami menjawab. Tetapi, Partisipan tersebut masih menemukan ketidakpuasan terhadap jawaban apa yang kami paparkan tadi. sampai-sampai pak dosen mengambil alih forum akibat melihat perdebatan kecil yang menghasilkan cukup gaduh dalam satu ruangan. Beliau langsung mempertegas, sudah-sudah nggak usah dijawab, wong itu pertanyaannya sudah jelas, ada istilah menyelewengkan, berarti nggak usah di jawab, panggil saja polisi dan serahkan semua kasus tersebut pada pihak yang berkewajiban. Serentak teman satu kelas tertawa (hahaha).
kemudian saya yang sebagai moderator mencoba mengkondisikan keadaan yang gaduh dan berupaya untuk melanjutkan forum ke session pertanyaan. tapi tidak tahu kenapa, Pak dosen tanpa alasan yang jelas memberhentikan diskusi tersebut. kemudian di lanjut pengabsenan dan mengingatkan kembali kepada kita agar tugasnya dikerjakan. dan setelah itu pak dosen melontarkan ucapan salam, yang bertanda bahwa kuliah sudah selesai.

Yogyakarta, Uin Sunan Kalijaga, 17 Desember 2015


PERSAHABATAN
Bermula pada suara deringan handphone (alarm) yang terus-menerus menghampiri gendang telinga dari mulai pukul 05:00-07:30 Wib. Sebenarnya alarm tersebut memang sengaja ku rancang sebagai alat pembangun tidur. karena pada hari-hari sebelumnya, fungsi alarm tersebut benar-benar sangat membantu, meskipun terkadang sedikit menjengkelkan. Akhirnya saya terbangun akibat dari kebisingan yang tercipta dari bunyi alarm yang entah keberapa kalinnya alarm tersebut berdering, tersentak tanganku langsung tertuju pada sebuah handphone yang masi dalam keadaan berdering dan terletak di atas lemari yang kebetulan posisinya di samping dari tempat tidurku. Sebelumnya saya ingat bahwasanya hari ini ada mata kuliah bahasa indonesia masuk pada pukul: 07:15 Wib, Yang lebih shocknya lagi, ketika handphone tersebut sudah ada digenggaman, lalu langkah pertama yang aku lakukan ialah mematikan alarm terlebih dahulu, kemudian back pada menu awal, otomatis terlihat angka jam yang ada di menu awal dan menunjukkan pada pukul: 07:45 Wib.
Tiba-tiba tanpa disengaja mulutku refleks dengan sendirinya dan melontarkan kata-kata sedikit kasar tapi dengan nada menyesal ''bangseeet, aku tidur over banget'', ucap mulutku. Terlintas dalam benak ingin ku segera bergegas mengambil handuk beserta sabun mandi yang di tempatkan di bawah pojok pintu. Tetapi, alam sadarku masi belum sepenuhnya kumpul karena baru bangun tidur. Akhirnya timbul gagasan lain untuk mempertimbangkan hal tersebut, antara berangkat atau ijin kuliah, ''kalau saya berangkat dengan waktu nanggung kayak gini (time is over), tidak bakal bisa untuk mengikuti kuliah tersebut'', atau ''lebih baik saya ijin saja yah sama teman, toh hari ini pertemuan terakhir untuk semua mata kuliah'', hanya dua pilihan itu yang terlintas di dalam fikirku. Akhirnya 5 menit kemudian, saya beranikan diri untuk mengambil keputusan ijin. Lalu, saya segera ambil handphone Android dan membuka BBM dan WA bertujuan untuk meminta tolong sama teman supaya diizinkan.  Dan setelah usai menghubungi diantara 3-4 teman, akhirnya salah satu dari teman saya merespon dan mengatakan ''okay'' aku ijinin. Dalam hati mengatakan ''aman''dan tersenyum kecil, (hehehe). Tapi yang lebih lucunya lagi seusai saya membuka pesan BBM, di situ sebenarnya ada empat pemberitahuan yakni bertanya, ping, mengomentari poto, dan yang terakhir minta ijin pada saya agar supaya diijinkan, maklum, biar bagaimanapun saya masi menjadi ketua kelas. Memang sedikit lucu, tetapi saya segera membalas dan menjelaskan bahwasanya aku sama seperti kamu, sama-sama tidak bisa masuk kuliah. Selang beberapa menit kemudian dia menjawab, ''waduuuch gimana donk'', yah harus minta ijin ke yang lain, kata saya. Melihat jarum jam menunjukkan pada pukul, 09:25 Wib. Dan mungkin saya terbawa situasi yang sejuk (good situation) akibat sentuhan angin pagi yang menusuk tubuh, dan menerjang dedaunan sehingga menciptakan tarian-tarian kecil dari daun satu ke daun yang lainnya, Akhirnya, saya memilih untuk melanjutkan menulis.
Dengan mengangkat tema ''persahabatan'' maka saya akan meluruskan sesuai tema di atas, bukan hanya sebatas persahabatan dalam artian ''ijin mengijinkan'' dari mulut ke mulut hingga terdengar oleh pak dosen. Sekedar menggali atas apa yang saya sudah baca dalam bukunya (Jony Rachmat) yang berjudul: ''TENTANG KEBAIKAN''. Di situ saya menemukan tema tentang arti dari ''persahabatan'', bermula pada al-kisah, ada 2 orang sahabat yang pergi melewati gurun tandus dan gersang. Sesampai pada setengah perjalanan, entah karena alasan apa, tiba-tiba salah satu sahabat tersebut menampar pipi sahabatnya, hingga membekas di pipinya semacam cap lima jari, tapi yang lebih mengherankan lagi, sahabat yang ditampar tadi, tidak membalas tamparan tersebut melainkan malah menulisnya di atas pasir, ''Pada hari ini sahabtku menampar pipiku''. Kemudian ke-dua orang sahabat tersebut melanjutkan perjalanananya, seolah tanpa adanya masalah, sampai akhirnya bertemu dengan sebuah danau yang jauh dari gurun pasir itu. Kemudian ke-dua sahabat tersebut memilih mandi terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan, ketika sudah menginjak pinggiran danau tersebut, sahabat yang kena tampar pada saat di gurun pasir itu, mencoba membawa tubuhnya lebih ketengah lagi tanpa sepengetahuan dalam atau dangkal mengenai pulau tersebut. Namun, yang lebih mencengangkan lagi, sahabat yang kena tampar tadi tidak bisa berenang, akhirnya alhasil sahabat tadi tenggelam, dan untungnya ada sahabat yang menampar tadi, tanpa pikir panjang langsung bergegas untuk menolongnya. Di raih tangan sahabat tersebut dan di bawah menepih oleh sahabat yang menampar tadi. Sesampainya di pinggir daratan danau, sahabat yang kena tampar tadi langsung bangun dan mendekati bebatuan yang berada di samping danau itu, kemudian menulis di atas batu tersebut, '' Hari ini sahabatku telah menyelamatkan hidupku''. Lantas dengan tingkah seperti itu, mengundang sebuah pertanyaan untuk sahabat yang menampar. Lalu, dilontarkanlah pertanyaan kepada sahabat yang kena tampar, Mengapa engkau melakukan hal seperti itu: ketika aku menamparmu, engkau malah menulisnya di atas pasir. tetapi, ketika aku menyelamatkanmu, engkau menulisnya di atas batu. Sahabat yang kena tampar tersenyum kecil dan menjelaskan hal tersebut.
Sesungguhnya, aku tidak akan mengingat sedikitpun perlakuan sahabat yang pernah menyakitiku, makanya aku menulisnya di atas pasir, agar mudah terhapus dengan sendirinya oleh tiupan angin. Tetapi ketika sahabat melakukan hal yang baik entah itu apa sifatnya, baik menyelamatkan hidup atau apapun, maka ukirlah kebaikan sahabatmu di atas batu, agar selalu melekat kuat di dalam hati tentang kebaikan sahabatmu, dan tidak akan melupakannya. Hikmah yang bisa kita ambil dari alkisah tersebut adalah mudahkanlah hatimu untuk memaafkan terhadap sesama manusia, dan ketika ada orang berbuat baik kepadamu maka ingatlah selalu tentang kebaikannya, agar kamu senantiasa berkaca pada kebaikan tersebut dan tidak enggan untuk melakukan kebaikan kepada siapapun, karena sesungguhnya kita tahu: meskipun kita sedikit berbuat kebaikan maka suatu saat nanti, pasti kita akan memanen kebaikan yang pernah kita tanam kepada orang lain.
thanks for your times to read my story and I hope, it will be usefull for our life
Green House, Yogyakarta, 18 Desember 2015


PELANTIKAN PENGURUS KAPMI
Pelantikan dan Ikrar Pengurus Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (KAPMI D.I.Y.). Kegiatan tersebut adalah agenda rutin (tahunan kapmi) yang sudah terlaksana dari dulu sampai sekarang. Tepatnya pada tanggal 19 Desember 2015 pukul; 19:00 Wib, Kapmi kembali mengadakan agenda tersebut dan dihadiri langsung oleh Dewan Penasehat Organisasi (DPO) yakni bpk. Sarofin Arba. Beliau sampai merelakan menyempatkan waktunya, datang dari indramayu ke Yogyakarta untuk ikut hadir dan sekaligus melantik kader-kader yang menyertakan dirinya siap untuk menjadi pengurus Kapmi D.I.Y pada periode 2015-2016. Sebenarnya juga beliau mempunyai sebuah yayasan pondok pesantren yang terletak di Yogyakarta yang sampai sekarang masi berdiri kokoh di bawah naungan beliau sendiri. Adapun agenda tersebut yang nantinya dibarengi dengan penyerahan jabatan baru ketua umum kapmi untuk periode selanjutnya yaitu pada tahun 2015-2016.
Berhubung saya juga terlibat dalam mensukseskan agenda tersebut, karena dipilih sebagai panita, maka saya ikut andil dalam musyawarah. Persiapan kami sudah dari tujuh hari kemarin, dengan tiga kali meeting. Disetiap waktu meeting, kami selalu bermusyawarah mengenai hal apa yang harus diperformkan untuk mensukseskan agenda tersebut. Berangkat dari ketua panitia yang senantiasa semangat untuk menghimbau para panitianya agar bisa hadir disetiap meeting, ia selalu mewanti-wanti memberitahukan berita dengan memanfaatkan sosial media, melalui via message ataupun facebook. Memang patut kita acungi jempol semangat dari ketua panita, karena sebelumnya juga beliau terlibat menjadi ketua panitia dalam agenda Musyawarah Anggota (musyang), Dan hasilnya cukup memuaskan.
Begitupun dengan agenda tadi malam, berangkat dari konsep yang cukup sederhana, kemudian dibungkus dengan berbagai penampilan-penampilan yang cukup menarik sehingga menghasilkan hasil yang cukup menarik juga.
Meskipun sebelumnya sempat ada sedikit kesalah pahaman antara sexi acara dengan sexi lainnya. Karena mungkin ada kesalahan teknis dalam mempraktekkannya. Seharusnya ketua umum baru beserta yang pembawa bendera pada waktu itu harus masuk ke panggung dengan posisi akhir setelah usai dari semua divisi, tetapi ketua umum baru beserta pembawa bendera tersebut masuk setelah divisi kaderisasi yang pada waktu itu masuk dalam posisi pertama. Meskipun hasil realitannya begitu, bagiku tidak ada masalah, karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Acara demi acara yang dibacakan oleh master ceremony  (MC) terutama acara inti, akhirnya bisa terlewati semuannya, sampai akhirnya menginjak pada acara yang terakhir yaitu Do'a dan penutup yang dibawakan langsung oleh Dewan Penasihat Organisasi ( DPO).
Kemudian dilanjutkan lagi oleh Master Caremony (MC) dengan membacakan hamdalah bersama. Berakhirlah sudah Agenda: Pelantikan dan Ikrar Pengurus, Keluarga pelajar mahasiswa indramayu (KAPMI D.I.Y).
Hal ini juga patut saya jadikan sebagai contoh buat pembelajaran konsep dalam Organisasi buat tahun kedepannya.
Yogyakarta, 20 Desember 2015

PANDANGAN SESEORANG
Di mata pembenci semua perbuatan kita dianggap salah ( Jelek ), bahkan, apa yang menurut kita lakukan itu benar, di mata pembenci tetaplah salah, begitu pun sebaliknya. Dengan penjelesan singkat, barang kali kata-kata ini baik buat kita, maka tak usahlah mencari-cari kesalahan orang lain, jika memang itu tidak layak dicari.
Intropeksi diri lebih baik daripada mencongkel keburukan orang lain.
Tindakan kita dalam segala hal harus selalu bijak dan juga harus balance dengan apa yang kita ucapkan. Biar kita tidak mengklaim bahwa diri kita lah yang paling benar. Jika kita sudah menganggap demikian, maka bersiap-siap lah hidup kita berada di ambang kehancuran.
KITA (KAYU), AKU DAN ''PAK DE'' DALAM MENYAMBUT TAHUN BARU 2016
Pada tanggal 31 Desember 2015, lebih tepatnya hari yang berkenaan dengan malam tahun baru 2015-2016.
Berawal dari ide-ide kecil yang hanya diwakilan dari beberapa orang saja. kemudian berkumpul pada sebuah tempat dan membicarakan mengenai hal tersebut. Sebelumnya kami memang sudah menghimbaukan kepada yang lainnya lewat perantara media sosial, bahwasanya corp kita (kayu khususnya) akan mengadakan acara berupa rekreasi bersama ke sebuah tempat wisata dalam rangka memeriahkan malam tahun baru. Akhirnya kami berinisiatif untuk mengajak masa yang sebanyak-banyaknya tapi khusus dari korp kita (kayu). Tetapi mungkin akibat dari keterbatasan atau kurangnya dalam menginformasikan hal tersebut, maka dampaknya adalah tidak banyak dari teman-teman yang ikut andil dalam memusyawarahkan hal tersebut. Tapi semua itu bukanlah alasan yang kemudian mampu mengendorkan semangat dari kita.    Akhirnya kita memilih untuk melanjutkan pembicaraan, dan langsung mengenah pada intinya yakni memilih sebuah tempat wisata yang nantinya kita jadikan sebuah tujuan objek wisata. Kemudian ditawarkan beberapa tempat wisata yang tentunya dengan panorama yang indah dan juga cantik. Tidak bisa dipungkiri, pada waktu itu kami benar-benar kebingungan dalam memilih tempat, karena kita tahu kapasitas keindahan alam yang ada pada tawaran tersebut, tidak ada yang dibawa rata-rata, semua opsinya masuk dalam kriteria cocok buat refreshing.
Menjelang beberapa menit kemudian, akhirnya ada salahsatu teman yang terlibat dalam musyawarah ttersebut, dan semacam memberi aba-aba agar mengingat tempat wisata yang masi dalam bentuk awang-awang bagi kita, karena minggu kemarin kami sudah membicarakan panjang lebar mengenai tempat tersebut, kebetulan nama dari tempat wisatanya ialah Pantai Kesirat. Tetapi target kami tidak sesuai dengan harapan, malahan kami kedapatan ''wrong way'' yang seharusnya kita sampai pada Pantai Kesirat tetapi malah sampai di pantai Pok tunggal setelah melewati beberapa pantai sebelumnya. Akhirnya pandangan kami serentak tertuju pada wacana tersebut. Benar-benar ambivalensi dan memancing penasaran bagi kami. Gimana kalau kita ke pantai kesirat saja? Ide yang bagus, ''kata salahsatu teman yang terlibat diskusi''.
Melihat arah jarum jam yang semakin larut dalam kegelapan malam, akhirnya kami pulang dari tempat tongkrongan. Dan pastinya tidak dengan tangan hampa melainkan membawa hasil. Kemudian berlanjut pada pembicaraan yang berikutnya yaitu mendata/menghitung partisipan yang bersedia mengikuti agenda di atas. Bukan hanya saja itu tapi kami mendata pula bagi teman-teman yang mempunyai kendaraan. Karena pada waktu itu, memang sangat diperlukan teman yang mempunyai kendaraan, karena hasil melihat realitas, lebih banyak partisipan yang ikut itu tidak mempunyai kendaraan. Maka kami sedikit kebingungan buat menyediakan kendaraan, dan sangat berharap pula kepada teman yang mempunyai kendaraan agar bisa berpartisipasi mengikuti agenda tersebut. Karena pada waktu itu juga, orang yang mempunyai kendaraan khususnya (orang yang terlibat dalam Organisasi Kapmi) sibuk dengan acaranya masing-masing. Otomatis sulit untuk dipinjam. Karena kebudayaan yang ada di kapmi adalah pinjam dan meminjamkan kendaraan bagi anggota yang membutuhkan. Tapi kemudian kami lebih memilih untuk jangan memikirkannya terlalu berlebihan, di bawa santai saja, ''kata salahsatu teman''. Akhirnya salahsatu dari teman kami menyarankan untuk segera menyegerahkan tidur. Karena planing keberangkatan agenda kami besok, berangkat pada pukul;10:00 Wib. Gelap tergantikan terang, bunyi alarm yang dipasang pada setiap sudut kamar kapmi, benar-benar sangat membantu. Karena suara bisingnya dapat menggugah tidur lelapnya seseorang. Dan pastinya bukan hanya satu orang saja yang menjadi objek terkena alarm tetapi semua yang tidur sekitar area alarm tersebut pasti akan menikmati merdunya nyanyian alarm pagi.
Ah, tidak ku sangka, ternyata matahari sudah tinggi semampai menyapa dunia, sinar-sinar lembutnya menyelinap masuk lewat selah-selah lubang baik dari jendela ataupun tembok yang kelihatan hampir roboh atau memang salah penglihatanku. Ketika itu orang-orang sudah mulai sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, tetapi tidak denganku, melihat teman yang masi pulas dalam tidurnya, aku lebih memilih untuk playing phone, daripada bergegas ambil handuk dan menyegerakan mandi. Tanpa disadari arah jarum jam sudah menunjukkan waktu siangnya yakni pukul 09:30 Wib. Tidak bisa menafikan juga, berjalannya agenga tersebut karena semangat dan support dari teman-teman yang benar-benar ingin merealisasikan acara tersebut. Beberapa keseriusan teman-teman memang sudah nampak jelas, karena dalam preparing alat-alat maupun logistik dan lain sebagainnya. Mereka sudah berupaya mengumpulkannya satu demi satu sehingga terpenuhi apa saja yang harus kita bawa buat kebutuhan di sana.
Sedangkan arah jarum jam sudah mulai menyentuh pukul; 10:30 Wib. Otomatis sudah menggugurkan planing keberangkatan yang sudah kami sepakati bersama waktu kemarin malam. Memang sepantasnya di wajari kalau kita berkacamata pada budaya waktu yang ada di indonesia, yaitu ''jam karet'' kata orang-orang. Memang itu adalah salahsatu bentuk contoh budaya waktu yang kurang bagus, tapi ''yah sudahlah'' Terdengar lirik lagu bondan menghampiri gendang telinga''. Hoaaam, Kantuk masi melekat menyelimuti ke dua mata, tetapi melihat teman-teman yang sudah bersemangat dari kemarin malam, akhirnya tersindir pula kantukku, dan segera bergegas untuk bermesraan dengan air. Pada waktu itu, aku lebih memilih untuk mandi di kosan sendiri daripada di kapmi, karena reasoning saya sekalian ganti pakaian. Dipinjamkannya motor dari teman. Lalu terlewatlah semuanya, kantukku tergantikan oleh rasa fresh pada tubuh. Dan setelah kembalinya di kapmi, arah jarum jam terlalu cepat berlalu sehingga menginjak pukul; 12:45 Wib. Dan di sini kami benar-benar real mengalami problem yang tadi malam sempat dibahas dan belum sampai pada solusinya. Melihat arah jarum jam kian cepat dalam melahap waktu, kami memutuskan untuk merental kendaraan saja, tapi beberapa ada yang tidak setuju,''Mahal kalau ngerental mah lebih baik minjam ke temen'', kata salahsatu dari kita. Tetapi dengan berbagai pertimbangan, mau tidak mau kita harus ngerental motor sebagai alternatif terbaik, buat mengatasi kekurangannya kendaraan. Lalu diambilah kunci motor dan helm. Kemudian kami bergegas untuk segera mengeksekusi masalah tersebut. Saya beserta tiga orang lainnya bersedia untuk mendatangi tempat rental sepeda motor yang berada di sekitar wilayah UIN SUKA bahkan terletak di sampingnya.
Selang beberapa menit kedepan, kami menjumpai lampu apil yang menyuguhkan merahnya sebagai aba-aba buat para pengendara sepeda motor ataupun mobil yang ada di sebuah perempatan agar berhenti sejenak untuk keamanan para pengendara. Habislah sudah merah itu tergantikan oleh lampu hijau. Berarti itu menandakan bahwasanya pengendra diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan kembali. Dan di sini kami menjumpai insiden yang benar-benar kocak. Ketika kami lagi dalam on the way (otw) tiba-tiba salahsatu teman saya yang menjadi driver tersebut berhenti pada sebuah tempat, jika sekilas mata memandang memang seperti tempat persewaan motor, karena di situ terdapat banyak motor terparkir dan berjejer sangat rapih layak diklaim tempat rental kendaraan roda dua (motor). Tanpa adanya dialog di antara kita, tiba-tiba salah seorang penunggu parkir menghampiri kami, dan langsung melontarkan pertanyaan. Iya mas kenapa? ada yang saya bisa bantu?. Berangkat dari situ, saya sebenarnya menaruh curiga terhadap tempat itu, karena di situ terpampang dengan jelas sebuah benner yang terlentang diantar kaki-kaki gubug buat berteduhnya kendaraan. Terlintas begitu jelas tulisan di atas banner tersebut, yaitu ''internet dan main game online nggak pake lelet, di sini tempatnya'' kalau saya tidak lupa, seperti itu tulisannya. tapi salahsatu teman saya masi penasaran mengenai tempat itu, mungkin dia bertanya-bertanya? tempat rental atau bukan yah? kok banyak sepeda motor!!
Bersambung!!
PERTEMPURAN HIDUP SEEKOR LEMBING VERSUS SEGEROMBOLAN SEMUT MERAH
Rayon pembebasan, Yogyakarta 10 Januari 2016, Teras depan pmii rayon Pembebasan dengan kondisinya yang sangat kacau, berhias sampah yang berserakan di mana-mana, seperti puluhan kuntung roko yang tergeletak tanpa tuan beserta bungkus kosongnya yang bentuk fisiknya sudah tidak sesempurna bentuk awal, akibat dari remesan tangan yang disengajakan, ada yang dijadikan asbak pula, dan bercecerannya bekas air kopi maupun air teh, sehingga banyak serangga-serangga kecil berbagai jenis spesies datang bermain di teras dan tidak jarang lupa akan jalan pulangnya.
Mereka semua berlomba-berlomba dalam mencari makan, tindih menindih dan rayap merayap. Ketika segerombolan semut merah sedang asik berkumpul sambil menikmati makanan temuannya di sebuah bungkus rokok yang basah akibat tumpahan air teh, tiba-tiba datanglah seekor lembing tanpa ditemani teman satu pun. Mungkin dia hanya bermodalkan keberanian tekat untuk berburu makan dan tak peduli dengan kondisi yang ada. Di dekatilah segerombalan semut itu dari arah timur, dengan enam kakinya yang tinggi tongklang, ia mampu berjalan lebih cepat jika dibandingkan dengan seekor semut.
Akan tetapi yang lebih mengejutkan, ketika sekitar beberapa tindakan kaki lagi bagi si lembing tersebut. Seekor semut menyambut dengan variasi muka penuh kemarahan. Akhirnya, bertemulah dua spesies serangga berbeda itu pada sebuah jalan yang tercipta dari garis-garis keramik. Tidak tahu alesannya kenapa dan tidak tahu si lembing punya salah atau masalah apa, tanpa pikir panjang, tiba-tiba langsung diseranglah si lembing. Akhirnya, Terjadilah pertempuran yang sangat sengit antara keduanya, saling gigit menggigit, tendang-menendang bahkan caci mencaci. Selang beberapa menit kemudian, tidak tahu dapat informasi dari siapa, segerombolan semut yang lagi menikmati makan itu, tiba-tiba ikut menyerang, dan si lembing tersebut kewalahan menghadapinya, karena dari beberapa sisi, baik sisi kanan maupun kiri, atas, bawah, dipenuhi segerombolan semut yang sibuk menggigiti badanya. Perlawanan dan pemberontakan si lembing tersebut menjadi sia-sia dan tidak membuahkan hasil berupa lolos dari serangan segerombolan semut. Tapi entah jurus apa yang dipunyai oleh si lembing, dengan kondisi seperti itu, tiba-tiba ia diam bagaikan sebuah patung, dan segerombolan semut tadi, kebingungan dan bertanya-tanya, ada apa dengan musuh kita?
Terus diam, tanpa sedikit gerak, yang dilakukan oleh si lembing, sampai segerombolan semut itu turun satu-persatu dari tubuh tingginya si lembing. Mungkin melihat dari kondisi serangan semut yang sudah mulai rapuh, si lembing kemudian kembali merontah-rontah sambil berlari dan berupaya untuk menjauhkan diri dari markas seekor semut, yang baru diketahui ketika ia memikirkannya lama dalam pertempuran. Dengan cara seperti itulah, akhirnya si lembing mampu melepaskan diri dari serangan ganas gerombolan semut itu.
hoooooam, dongeng sebelum tidur..



MISS UNDERSTANDING
Cerita ini dikutip dari sebuah kisah nyata tentang seorang pemuda yang mendahulukan prasangka daripada bertanya terlebih dahulu.
Bermula dari suatu dialog kecil yang membicarakan tentang foto seorang pemuda di dalam sebuah BBM, posisi foto itu di sebuah pantai yang terletak di kabupaten gunung kidul. Terpampang jelas dua orang cowo dengan di kelilingi panorama yang beautiful and amazing. Ketika itu entah kebetulan atau faktor kesengajaan dari salah seorang cewe cantik, tiba-tiba ia bertanya, dan menanyakan foto tadi, tetapi pertanyaan itu di ajukan untuk salah satunya. Cewe itu bertanya: tempatnya indah banget, seperti layaknya di tv-tv. Apa sie nama tempatnya?
Panggil saja namanya, Jaya.
Jaya adalah seorang mahasiswa berasal dari salah satu kota yang terletak di jawa barat. Ia kebetulan kuliah di yogyakarta, lebih tepatnya lagi Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.
Pada suatu ketika, jaya mempunyai seorang temen cewe yang mungkin sudah dianggap sebagai sahabat dekatnya. jaya juga pernah menjalin hubungan percintaan dengannya, tapi tidak seserius orang-orang, mungkin mereka pikir, lebih baik persahabatan daripada pacaran. Oleh karena itu, cerita di antara mereka sangatlah lucu dan sedikit romantis. Persahabatan mereka sudah dibentuk sejak masi siswa sampai menjadi mahasiswa. Mereka sekarang sudah mempunyai pacar satu sama lain, tapi itu bukanlah suatu alasan untuk berhenti dalam persahabatan. Malahan akhir-akhir ini persahabatan mereka tambah romantis dan lucu tentunya. Mereka adalah seorang sahabat yang terpisah antara jarak dan waktu. Meski realitanya begitu, tetapi tidak jarang mereka saling telvon-menelvon, terkadang chatting sebatas menanyakan sebuah kabar harian.
Suatu hari yang kebetulan bertepatan dengan hari tenang menuju UAS di Universitasnya si jaya. Jaya lebih memilih menghabiskan masa tenangnya untuk pergi berpiknik dengan teman-teman kampusnya. Jaya juga dalam menghabiskan masa tenangnya yang batas kuota hanya selama dua minggu, maka jaya mempergunakan waktu tersebut untuk pergi rekreasi dan nongkrong, "ngopi sambil baca buku", atau lebih seringnya baca buku dalam kamarnya sendiri.
Sampai suatu ketika jaya mengingat akan sahabat ceweknya yang berada di Indramayu. Jaya kemudian berinisiatif untuk mengajaknya rekreasi bersama, dan jaya selalu membujuknya untuk menyegerahkan main ke yogyakarta.
Tapi berhubung sahabat cewek itu belum kedapatan pada musim liburannya, maka jaya hanya bisa membayangkannya saja. Sahabat ceweknya juga selalu beralasan dengan keadaan finansialnya, dia selalu bilang bahwa saya tidak punya uang buat ongkos. Mengetahui seperti itu, maka jaya memakluminya, karena kita masi sama-sama belum bekerja. Akhirnya datang pada sebuah malam yang meyuguhkan keindahan bintang dan bulannya.  berkomentarlah sahabat cewe itu ke pada jaya.
oh iya lupa, untuk mempermudah mengingat, anggap saja nama dari sahabat cewe tersebut adalah fitri. Ia merupakan mahasiswi dengan mengambil konsentrasi atau Prodi kebidanan yang posisinya terletak di daerah Indramayu, jawa barat. Fitri bertanya pada jaya, Dimana tempat wisatanya? kok, indah banget seperti di tv-tv? dan apa nama wisatanya? pertanyaan itu sekedar mengulang pertanyaan di atas. Akhirnya dijawab pertanyaan itu oleh jaya: Tidak usah kebanyakan nanya, sini saja orangnya ke jogja, entar juga diajak ke tempatnya, "sambil ketawa kecil". Fitri membalasnya: Km mah kayak gitu dah,"didibarengi muka sedih". Melihat respon seperti itu, jaya pun punya inisiatif untuk menghiburnya, dilontarkan kata-kata manja ke dia: cup-cup nggak usah mewek, pengen apa pengen apa sayangnya,"sembari jaya ketawa lebar". Selang beberapa menit kemudian, fitri membalasnya: Pengen main banget ke jogja tapi nggak punya cicis sayang. Di balas kembali oleh jaya: tenang-tenang, sayang liburnya kapan, entar ditransfer lewat Atm, "jaya ketawa lebar". Ah yang benar, duit saja masi sama minta ke orang tua, gayanya sok-sokan mau neransfer uang, kata fitri, "sambil ngejek diwakilkan oleh tanda meletnya''. Dan dialog kecil pun berhenti seketika itu juga. Setelah si fitri menulis sebuah status dalam BBM, like this ''terserah kamu mau bilang apa,!!! bodoh amat'', lalu diketahuilah status tersebut oleh si jaya, dengan bentuk sikap kecewanya sesudah mengetahui status seperti itu dari si fitri. Akhirnya tanpa pikir panjang Ia menulis kembali status dengan bertujuan untuk menyindir fitri. '' sorry kali bercanda, sampai segitunya,!!!bodoh amat juga'', kata jaya. jelang beberapa menit ke depan, Ia menulis lagi status sindiran berikutnya, ''nyesal gua bilang kaya gto!!!shit''. Sampai pada akhirnya, si fitri mengetahui status-statusnya jaya. Fitri mencoba menjelaskan atas apa yang terjadi, dia mau melerai masalah tersebut, bahwasanya ini hanyalah salah faham, status saya bukan buat kamu, "kata fitri". tapi buat orang lain. Akan tetapi, jaya masi belum mempercayainya, dia menulis panjang dalam bbm yang mungkin tercipta akibat  emosi yang berlebihan, "dan nampak raut wajah jaya yang benar-benar kesal". setelah itu, fitri terus mencoba menjelaskan secara terang. tapi tetap belum membuahkan hasil. Akhirnya, mungkin karena faktor cape dan tidak mau memperpanjang masalah. Dia memilih untuk menyegerahkan tidur dan meminta untuk tidur lebih dulu.
Jaya dengan setumpuk kecewanya terus meluapkan emosinya dalam sebuah oretan dan setelah langsung posting dalam bbm. Kemudian, jaya seolah-olah menemukan alternatif jalan untuk mempertegas masalah, maka ia memberanikan diri untuk meminta bukti konkretnya, bahwasanya apa yang dikatakan fitri demikian itu benar. Tetapi waktu itu, memang waktu sudah cukup larut malam dan mungkin fitri juga sudah tidur pulas atau jangan-jangan tidak bisa tidur akibat masalah sepeleh itu. Ah, bodoh ''kata jaya''. lebih baik saya tidur. Sampai pada pukul jam delapan pagi kurang beberapa menit saja. Jaya baru bangun dari tidur lelapnya, setelah melupakan masalah tadi malam. Handphone jaya seperti biasa, dengan tanda lampu merahnya yang mencirikan ada bbm masuk. Dibukalah bbm tersebut, ada sebuah pesan gambar hasil "screen shoot" dari fitri, dan yang lebih mengejutkan lagi bahwasanya apa yang dikatakan oleh fitri itu benar. Ia menulis status bukan buat saya, ''kata jaya'', tapi buat orang lain. Bukti itu benar-benar jelas, percakapan antara fitri dan orang lain,
Waduuuuuh capek juga yah nulisnya :D
udahan aja dewh nulis ceritanya,
'' Namun, ada hikmah yang bisa kita ambil dari cerita di atas, hikmahnya ialah jangan berprasangka terlebih dahulu sebelum tahu apa maksud yang dilakukan seseorang, makanya utamakan bertanya awal''.



Terimakasih atas partisipasi :)
 

The Secret Books Copyright © 2010 | Designed by: compartidisimo