Kamis, 29 Desember 2016

Pengaruh Gadjet Terhadap Mahasiswa


Pengaruh Gadget Terhadap Mahasiswa
Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, adalah khalayak suatu keharusan bagi setiap manusia yang hidup di zaman sekarang (modern) untuk “mau tidak mau” harus memiliki alat bantu teknologi, salah satu di antaranya ialah handphone. Handphone merupakan alat komunikasi yang sangat membantu di dalam kehidupan sehari-hari bagi semua kalangan baik di kalangan remaja, dewasa, maupun orang tua. Terlebih adalah mahasiswa. Mahasiswa jika dikategorikan maka bisa termasuk dalam tahap remaja menuju dewasa. Di dalam kehidupan atau aktivitas sehari-hari peran handphone bagi mahasiswa sangatlah membantu, di balik sebagai suatu alat komunikasi ia juga bisa difungsikan sebagai alat bantu dalam mencari sebuah informasi atau referensi bahan-bahan bacaan melalui artikel-artikel atau broadcast yang kerap kali berterbrangan melalui jejaring sosial, seperti: Facebook, Whatsap, Tweeter, Instagram, dsb. Terlepas dari itu semua, dampak positif dan negatif bagi pengguna (terkhusus mahasiswa), tentunya, keduanya tidak bisa dihilangkan dari yang namanya konskuensi, karena semua kandungan dari isi (aplikasi handphone) pasti mempunyai dampak.
  Sebagaimana dikatakan di atas bahwa handphone adalah alat komunikasi yang sangat urgent di dalam kehidupan sehari-hari, bahkan ada yang menganggap handphone merupakan alat komunikasi pokok bagi kehidupannya, dengan kata lain, hidupnya tidak bisa terlepas dari handphone. Semua itu bisa teruji dengan contoh yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, orang ingin pergi kemana dan melakukan apapun pastilah hal yang diperhatikan awal ialah handphone dengan kondisinya. Contoh konkretnya lagi ketika sedang berkumpul dengan teman, atau sedang belajar, sebelum tidur, dan bangun tidur, handphone selalu ada kalau tidak di genggaman tangan berarti di dalam saku atau tas, bahkan ia sampai tergletak di samping menemani tidur si majikannya. Yang lebih ironiknya, ketika sedang dalam posisi gathering dengan teman, terkadang teman di sekelilingnya seringkali diabaikan dan lebih mengutamakan orang yang jauh darinya, padahal hal tersebut tidak baik dalam tataran arti sebuah pertemanan karena sibuk dengan gadgetnya masing-masing, bahkan yang lebih tragis lagi, yang sering terlihat di dalam dunia civitas adalah ketika sedang berlangsungnya proses dalam perkuliahan (presentasi/diskusi), di situ banyak mahasiswa yang disibukkan oleh handphonenya masing-masing, sehingga alhasil mahasiswa acuh terhadap yang sedang terjadi di dalam kelas dan berdampak besar terhadap kurangnya efektifitas dan kondusifitas diskusi yang sedang berlangsung. Mahasiswa masih sangat jauh dari tugas yang seharusnya dilakukan mahasiswa di dalam kelas yakni membangun dan meciptakan suasana kelas hangat dengan keaktifan mahasiswa dalam merangkai argumen-argumen yang logis dan cantik.
Di samping itu, masih banyak lagi dampak-dampak yang ada di dalam sebuah handphone jika disalahgunakan oleh mahasiswa. Sikap seperti apakah yang harus dilakukan oleh mahasiswa terhadap handphone yang dimilikinya? Apakah dengan begitu, mahasiswa harus meninggalkan handphone tersebut?. Belum lagi dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi, inovasi handphone yang terus melejid tinggi di dunia perpasaran mengakibatkan mahasiswa melirik akan produk-produk handphone baru sehingga rasa ingin “mempunyai lagi atau ganti”, bisa saja menjadi faktor penyebab terganggunya konsentrasi mahasiswa terhadap apa yang semestinya harus dilakukannya, sehingga sedikit banyak mahasiswa dibuat galau akan hal tersebut dan melalaikan tugas dan tanggung jawab sepenuhnya menjadi mahasiswa.
Apalagi ketika mahasiswa dibenturkan dengan realita atau keadaan yang sedang terjadi sekarang yakni sangat minimnya mahasiswa yang berminat untuk konsisten dalam membaca buku, berdiskusi, apalagi memikirkan untuk produktif menulis, tetapi kecondongan mahasiswa yang riil sekarang ialah mahasiswa yang asyik dengan handphone kebanggaannya sehingga mahasiswa sangat jauh dengan harapan eksistensi yang sebenar-benarnya, dan bahkan mahasiswa tidak sadar bahwa dirinya sedang dininabobohkan oleh kemegahan gadget.
Dengan demikian, apakah masih layak dikatakan sebagai sebenar-benarnya mahasiswa jika tugas-tugas pokok dari seorang mahasiswanya sedikit banyak dilalaikan dengan sengaja akibat terlalu over dalam bermain dengan handphone kebanggaannya???.

NB: "Belajarlah menjadi mahasiswa yang cerdas dalam bermedia sosial". 


 

The Secret Books Copyright © 2010 | Designed by: compartidisimo