Pengaruh Gadget Terhadap Mahasiswa
Sudah
bukan menjadi rahasia umum lagi, adalah khalayak suatu keharusan bagi setiap
manusia yang hidup di zaman sekarang (modern)
untuk “mau tidak mau” harus memiliki alat bantu teknologi, salah satu di antaranya
ialah handphone. Handphone merupakan alat komunikasi yang sangat membantu di
dalam kehidupan sehari-hari bagi semua kalangan baik di kalangan remaja,
dewasa, maupun orang tua. Terlebih adalah mahasiswa. Mahasiswa jika
dikategorikan maka bisa termasuk dalam tahap remaja menuju dewasa. Di dalam
kehidupan atau aktivitas sehari-hari peran handphone bagi mahasiswa sangatlah
membantu, di balik sebagai suatu alat komunikasi ia juga bisa difungsikan
sebagai alat bantu dalam mencari sebuah informasi atau referensi bahan-bahan
bacaan melalui artikel-artikel atau broadcast yang kerap kali berterbrangan
melalui jejaring sosial, seperti: Facebook, Whatsap, Tweeter, Instagram, dsb.
Terlepas dari itu semua, dampak positif dan negatif bagi pengguna (terkhusus mahasiswa),
tentunya, keduanya tidak bisa dihilangkan dari yang namanya konskuensi, karena
semua kandungan dari isi (aplikasi handphone) pasti mempunyai dampak.
Sebagaimana dikatakan di atas bahwa handphone
adalah alat komunikasi yang sangat urgent di dalam kehidupan sehari-hari,
bahkan ada yang menganggap handphone merupakan alat komunikasi pokok bagi
kehidupannya, dengan kata lain, hidupnya tidak bisa terlepas dari handphone.
Semua itu bisa teruji dengan contoh yang sering ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, orang ingin pergi kemana dan melakukan apapun pastilah hal yang
diperhatikan awal ialah handphone dengan kondisinya. Contoh konkretnya lagi ketika
sedang berkumpul dengan teman, atau sedang belajar, sebelum tidur, dan bangun
tidur, handphone selalu ada kalau tidak di genggaman tangan berarti di dalam
saku atau tas, bahkan ia sampai tergletak di samping menemani tidur si
majikannya. Yang lebih ironiknya, ketika sedang dalam posisi gathering dengan
teman, terkadang teman di sekelilingnya seringkali diabaikan dan lebih
mengutamakan orang yang jauh darinya, padahal hal tersebut tidak baik dalam
tataran arti sebuah pertemanan karena sibuk dengan gadgetnya masing-masing, bahkan
yang lebih tragis lagi, yang sering terlihat di dalam dunia civitas adalah ketika
sedang berlangsungnya proses dalam perkuliahan (presentasi/diskusi), di situ
banyak mahasiswa yang disibukkan oleh handphonenya masing-masing, sehingga alhasil
mahasiswa acuh terhadap yang sedang terjadi di dalam kelas dan berdampak besar
terhadap kurangnya efektifitas dan kondusifitas diskusi yang sedang
berlangsung. Mahasiswa masih sangat jauh dari tugas yang seharusnya dilakukan
mahasiswa di dalam kelas yakni membangun dan meciptakan suasana kelas hangat
dengan keaktifan mahasiswa dalam merangkai argumen-argumen yang logis dan
cantik.
Di
samping itu, masih banyak lagi dampak-dampak yang ada di dalam sebuah handphone
jika disalahgunakan oleh mahasiswa. Sikap seperti apakah yang harus dilakukan
oleh mahasiswa terhadap handphone yang dimilikinya? Apakah dengan begitu,
mahasiswa harus meninggalkan handphone tersebut?. Belum lagi dengan kemajuan
dan kecanggihan teknologi, inovasi handphone yang terus melejid tinggi di dunia
perpasaran mengakibatkan mahasiswa melirik akan produk-produk handphone baru
sehingga rasa ingin “mempunyai lagi atau ganti”, bisa saja menjadi faktor
penyebab terganggunya konsentrasi mahasiswa terhadap apa yang semestinya harus
dilakukannya, sehingga sedikit banyak mahasiswa dibuat galau akan hal tersebut
dan melalaikan tugas dan tanggung jawab sepenuhnya menjadi mahasiswa.
Apalagi
ketika mahasiswa dibenturkan dengan realita atau keadaan yang sedang terjadi
sekarang yakni sangat minimnya mahasiswa yang berminat untuk konsisten dalam
membaca buku, berdiskusi, apalagi memikirkan untuk produktif menulis, tetapi
kecondongan mahasiswa yang riil sekarang ialah mahasiswa yang asyik dengan
handphone kebanggaannya sehingga mahasiswa sangat jauh dengan harapan
eksistensi yang sebenar-benarnya, dan bahkan mahasiswa tidak sadar bahwa
dirinya sedang dininabobohkan oleh kemegahan gadget.
Dengan
demikian, apakah masih layak dikatakan sebagai sebenar-benarnya mahasiswa jika
tugas-tugas pokok dari seorang mahasiswanya sedikit banyak dilalaikan dengan
sengaja akibat terlalu over dalam bermain dengan handphone kebanggaannya???.
NB: "Belajarlah menjadi mahasiswa yang cerdas dalam bermedia sosial".